Bombana, – Puluhan siswa Sekolah Dasar (SD) Negeri 33 Kasipute, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara, dilaporkan mengalami muntah-muntah setelah mengonsumsi makanan dari program Makanan Bergizi Gratis (MBG) pada Rabu (23/4/2025).
Insiden ini menambah daftar panjang permasalahan terkait program yang bertujuan meningkatkan gizi siswa tersebut.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, sejumlah video amatir yang beredar memperlihatkan kepanikan di lingkungan sekolah. Tampak siswa-siswi berlarian keluar kelas sambil mengeluarkan isi perut mereka.
Beberapa di antaranya bahkan terlihat menangis diduga akibat merasakan sakit setelah menyantap hidangan MBG.
Seorang guru dalam video tersebut menyebutkan bahwa makanan ayam yang dibagikan tercium bau tidak sedap dan berwarna kehitaman. “Dorang muntah-muntah semua, biar di kelasku muntah-muntah juga anak-anak. Hitam ayamnya,” ujarnya.
Kapolres Bombana, AKBP Wisnu Hadi, membenarkan kejadian tersebut. Pihaknya mengungkapkan bahwa dari hasil penyelidikan sementara, ditemukan 53 porsi makanan basi dari total 1.026 porsi yang didistribusikan ke SDN 33 Kasipute pada hari itu.
“Terkait dengan makanan basi itu, sebenarnya dari 1.026 (porsi), yang diduga basi itu 53 (porsi). Kemudian untuk anak-anak itu, dari informasi yang kami dapat itu tidak, belum memakan tapi baru mencium. Tapi kami nanti akan dalami lagi,” kata AKBP Wisnu saat dihubungi melalui sambungan telepon.
Lebih lanjut, AKBP Wisnu menyatakan bahwa hingga saat ini belum ada laporan resmi yang masuk ke pihak kepolisian.
Kendati demikian, Polres Bombana telah mengambil langkah cepat dengan mendatangi sekolah dan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kecamatan Kasipute. Sampel makanan juga telah diamankan oleh Dinas Kesehatan setempat untuk dilakukan uji laboratorium.
“Kami masih pelajari ada pidana atau tidak di peristiwa ini. Masih kita dalami, yang jelas kita sudah bertindak cepat dengan mendatangi sekolahnya, kita sudah mendatangi SPPG (Dapur umum), sampel makanan juga sudah diambil oleh Dinkes tadi untuk diuji laboratorium, untuk sementara seperti itu,” jelasnya.
Dugaan awal penyebab makanan menjadi basi adalah kesalahan dalam proses penyimpanan bahan baku, khususnya daging ayam. “Jadi tidak semuanya basi, karena kesalahan menyimpan (daging ayam) yang seharusnya ditaruh di freezer, ini ditaruh di chiller sebagian. Tetapi waktu dimasak tidak bau, tapi begitu bergeser, jadi bau,” terang AKBP Wisnu.
Pihak kepolisian memastikan bahwa penyedia dan pengelola makanan gratis tersebut adalah dapur Badan Gizi Nasional (BGN) yang berada di Kecamatan Kasipute.
Dari tiga sekolah yang menerima distribusi makanan dari SPPG Kasipute, hanya SDN 33 Kasipute yang dilaporkan bermasalah. Sementara itu, SDN 08 Kasipute dan SDN 27 Doule tidak mengalami kejadian serupa. **