Konawe,— Suasana semarak panen raya menyelimuti hamparan sawah hijau kekuningan di Kelurahan Mata Iwoi, Kecamatan Tongauna, Kabupaten Konawe, Senin (26/5).
Gubernur Sulawesi Tenggara, dengan mengenakan topi caping khas petani dan didampingi Bupati Konawe Yusran Akbar ST, turut serta dalam proses panen menggunakan mesin combine harvester.
Momen ini bukan sekadar seremonial, melainkan penegasan visi besar Gubernur agar profesi petani “naik kelas” dan setara dengan profesi modern yang membanggakan, bahkan seperti chef profesional atau selebriti.
Di tengah riuhnya suara mesin panen dan antusiasme masyarakat yang memadati area persawahan, sebuah spanduk besar bertuliskan “AKSELERASI PENINGKATAN PRODUKSI PADI MENUJU SULTRA SWASEMBADA PANGAN” tampak jelas di latar belakang, menguatkan komitmen pemerintah provinsi.
Tidak hanya itu, bagian dari kegiatan panen raya ini juga diisi dengan penyerahan bantuan vital bagi petani. Terlihat Gubernur dan Bupati Konawe berpose bersama perwakilan petani, memegang papan-papan bantuan yang berjejer rapi.
Bantuan tersebut meliputi: Bantuan Alat Mesin Pertanian senilai Rp1.764.995.000, Bantuan Pupuk senilai Rp1.029.730.000, Bantuan Benih Padi senilai Rp1.000.000.000, Bantuan Benih Padi Inpari 32 (5 ton) kepada Kelompok Tani Kabupaten Konawe Tahun 2023, dan Bantuan Hand Tractor (1 unit) kepada Kelompok Tani Desa Paliawai, Kecamatan Wawotobi Tahun 2023.
Deretan bantuan ini secara simbolis diserahkan kepada perwakilan petani yang hadir, menggarisbawahi dukungan konkret pemerintah.
“Dahulu, siapa sangka profesi juru masak bisa sedemikian bergengsi, bahkan menjadi selebriti. Ini adalah inspirasi bagi kita. Petani juga harus bisa naik kelas, menjadi profesi yang diidamkan, khususnya bagi generasi muda,” tegas Gubernur, memantik antusiasme hadirin.
Visi ini, menurutnya, krusial untuk menarik kembali anak-anak muda ke sektor pertanian dan mengikis stigma bahwa menjadi petani adalah pilihan terakhir.
Untuk mewujudkan ambisi mulia tersebut, Gubernur menyoroti sejumlah poin strategis. Ia menekankan pentingnya mengatasi kendala teknis yang selama ini menghambat produktivitas petani, mulai dari perbaikan infrastruktur irigasi yang vital—seperti yang ditopang oleh Bendung Wawotobi dan Bendungan Ameroro di Konawe—hingga peningkatan akses modal, teknologi, dan pendampingan lapangan yang berkelanjutan.
“Peningkatan produksi pertanian tidak semata-mata soal kuantitas, tetapi juga kualitas hasil panen yang mampu bersaing dan memenuhi standar pasar,” ujarnya, menggarisbawahi pentingnya inovasi dan efisiensi dalam praktik pertanian modern.
Lebih lanjut, Gubernur menyoroti urgensi kolaborasi lintas sektor dan lintas tingkat pemerintahan—dari kabupaten, provinsi, hingga pusat. Ia menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Konawe atas dedikasinya dalam mendukung agenda pangan daerah, sembari berharap semangat sinergi ini dapat menular ke seluruh wilayah di Sulawesi Tenggara.
Sebagai penutup, Gubernur menegaskan bahwa apabila profesi petani dapat diletakkan pada tempat yang terhormat, maka akan semakin banyak masyarakat, terutama anak-anak muda, yang dengan bangga memilih kembali ke desa dan mengabdikan diri menjadi petani andal.
“Ini, menurut saya, akan menjadi fondasi kuat bagi terwujudnya kedaulatan pangan dan kemajuan ekonomi daerah yang berkelanjutan,” pungkasnya.
Kegiatan panen raya di Konawe ini tidak hanya menjadi simbol keberhasilan musim tanam, tetapi juga platform bagi Gubernur untuk mengukuhkan komitmen dan visi pemerintah provinsi dalam membangun sektor pertanian yang kuat, modern, dan bermartabat, dengan petani sebagai pilar utamanya. (red)
