KENDARI, SULTRA – Kabar gembira menghampiri sektor pertanian Sulawesi Tenggara (Sultra), khususnya sub sektor tanaman pangan.
Data Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Sultra mencatat capaian menggembirakan sepanjang Januari hingga Mei 2025, atau triwulan pertama di bawah kepemimpinan Gubernur Sultra, Mayjen TNI (purn) Andi Sumangerukka.
Lonjakan signifikan ini mengindikasikan keseriusan pemerintah provinsi dalam memberikan perhatian khusus pada penguatan ketahanan pangan daerah.
Berdasarkan data yang dirilis, luas panen padi di Bumi Anoa mencapai 62.118 hektar. Angka ini melesat tajam, menunjukkan peningkatan sebesar 41% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya mencatatkan 44.027 hektar.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Sultra, La Ode Muhammad Rusdin Jaya, mengungkapkan bahwa capaian positif ini merupakan buah dari atensi khusus Gubernur Andi Sumangerukka terhadap sektor pertanian.
“Bapak Gubernur memiliki visi yang jelas untuk menjadikan Sulawesi Tenggara sebagai salah satu lumbung pangan utama, tidak hanya di tingkat regional tetapi juga nasional,” ujarnya kepada awak media, Kamis (8/5).
Lebih lanjut, Rusdin Jaya menjelaskan bahwa program Perluasan Areal Tanam (PAT) menjadi motor utama pendorong kenaikan produksi ini.
“Hasil panen yang kini kita nikmati adalah buah dari perluasan lahan tanam yang dilakukan secara terstruktur. Ini memberikan dampak langsung pada peningkatan produksi padi yang cukup pesat,” imbuhnya.
Secara keseluruhan, produksi padi Sultra mengalami kenaikan yang signifikan, dari 186.466 ton pada Januari-Mei 2024 menjadi 256.966 ton pada periode yang sama tahun ini.
Angka ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 37,81%. Beberapa daerah mencatatkan lonjakan produksi yang luar biasa, di antaranya Konawe Selatan dengan pertumbuhan mencapai 142,61% dan Bombana sebesar 59,56%.
Kenaikan produksi padi ini berimbas positif pada produksi beras Sultra. Tercatat, produksi beras naik dari 107.084 ton menjadi 147.570 ton, juga mengalami peningkatan sebesar 37,81%. Ketersediaan beras yang meningkat turut mempengaruhi tingkat konsumsi beras di Sultra yang tumbuh tipis sebesar 1,57%, dari 133.541 ton menjadi 135.642 ton.
“Seperti hukum ekonomi yang berlaku, kenaikan harga gabah di tingkat petani turut memacu semangat mereka untuk lebih giat dalam meningkatkan produksi. Hal ini tercermin dari kenaikan luas panen dan hasil panen yang cukup signifikan di hampir seluruh wilayah kabupaten/kota,” jelas Rusdin Jaya.
Beberapa wilayah lain seperti Kolaka Timur dan Konawe Kepulauan juga menunjukkan pertumbuhan luas panen di atas 25%. Sementara itu, Kabupaten Konawe tetap mempertahankan posisinya sebagai lumbung padi terbesar di Sultra dengan luas panen mencapai 22.559 hektar.
Menatap ke depan, Rusdin Jaya menekankan pentingnya menjaga momentum positif ini. Pihaknya akan terus berupaya memberikan dukungan kepada petani melalui berbagai program, termasuk bantuan benih unggul, pupuk bersubsidi, serta penguatan infrastruktur irigasi. Langkah ini diharapkan dapat menjaga stabilitas produksi hingga akhir tahun.
Dengan capaian gemilang di triwulan pertama ini, di bawah kepemimpinan Gubernur Andi Sumangerukka, Sulawesi Tenggara semakin optimis untuk memperkokoh posisinya sebagai salah satu penyangga utama ketahanan pangan di Kawasan Timur Indonesia.
Diharapkan, tren positif ini dapat terus berlanjut dan memberikan kesejahteraan bagi para petani serta masyarakat Sultra secara keseluruhan. (red)