Kendari – Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), Mayjen TNI (Purn) Andi Sumangerukka, menegaskan tekadnya untuk mengubah potensi laut menjadi sumber ekonomi bernilai tinggi.
Dalam kunjungan pentingnya ke Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Kendari pada Selasa (16/9), ia menekankan bahwa hilirisasi sektor perikanan adalah langkah strategis untuk masa depan Sultra.
Fokusnya adalah mengembangkan industri pengolahan ikan, yang diyakini akan membuka ribuan lapangan kerja baru dan meningkatkan kesejahteraan para nelayan.
Gubernur melihat potensi besar di PPS Kendari, yang ia sebut sebagai “pintu gerbang” bagi investasi.
Dari total lahan 42 hektare, 10 hektare di antaranya masih tersedia. Lahan ini ideal untuk menarik investor yang tertarik membangun pabrik pengolahan ikan, termasuk pabrik pengalengan.
Untuk itu, Gubernur menegaskan perlunya peningkatan infrastruktur guna mendukung minat investor.
“Kita harus mengoptimalkan potensi ini dengan menarik investasi dan menyiapkan sarana pendukungnya,” tegasnya.
Kepala PPS Kendari, Asep Saepulloh, menambahkan bahwa rata-rata produksi perikanan di pelabuhan ini mencapai 80-100 ton per hari, dengan ikan layang sebagai komoditas utama.
Data ini menunjukkan ketersediaan bahan baku yang melimpah, siap untuk diolah.
Visi Gubernur tidak hanya berhenti pada pembangunan industri. Ia juga fokus pada kesejahteraan masyarakat pesisir.
Bersamaan dengan program hilirisasi, Pemerintah Provinsi Sultra berkolaborasi dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk meluncurkan program Kampung Nelayan Merah Putih.
Inisiatif ini adalah bukti nyata komitmen pemerintah untuk memastikan manfaat dari industri perikanan juga dirasakan langsung oleh para nelayan dan keluarga mereka.
Dengan langkah-langkah nyata ini, Sultra bersiap memasuki babak baru.
Hilirisasi perikanan bukan lagi sekadar wacana, melainkan program konkret yang akan mengubah laut menjadi sumber kemakmuran, membuka peluang kerja, dan membawa Sultra menjadi pusat perikanan terkemuka di Indonesia. (red)
