Perdetik, – “Jakarta itu keras, Bung! Setiap detik berharga. Kalau lelet, kesempatan hilang!”.
Begitu kira-kira nada geram Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), Ir. Hugua, saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke kantor Badan Penghubung Provinsi Sultra di jantung ibu kota, kemarin (17/4).
Bukan tanpa alasan, sidak yang dilakukan atas arahan Gubernur Sultra itu menemukan fakta mencengangkan, dari sekitar 30 pegawai, hanya lima orang yang tampak batang hidungnya saat Wagub tiba pukul 09.10 WIB.
Lima orang itu pun bukan pejabat penting, melainkan petugas kebersihan, sopir, petugas dapur, dan resepsionis.
Kepala Subbagian Kerja Sama Antar Lembaga baru muncul 35 menit kemudian.
Sementara Kepala Badan Penghubung dan pejabat lainnya? Entah di mana rimbanya.
“Ini kantor penghubung, bukan kantor santai! Seharusnya jadi cepat tanggap urusan Pemprov Sultra di Jakarta,” tegas Wagub Hugua.
“Jakarta ini kawah candradimuka, tempat menempa diri. Kalau SDM di sini tidak mampu mengikuti ritme ibu kota, bagaimana Sultra mau maju?” ketusnya.
Wagub Hugua, yang dikenal blak-blakan, tak segan-segan melontarkan kritik pedas.
Baginya, kantor penghubung bukan sekadar tempat absen. Lebih dari itu, harus menjadi jembatan efektif antara Pemprov Sultra dan pemerintah pusat, serta menjadi penghubung dengan investor dan pelaku usaha.
“Pesan Pak Gubernur Andi Sumangerukka jelas, kantor penghubung harus jadi kawah candradimuka diplomasi Sultra, baik dengan pemerintah pusat maupun provinsi lain,” lanjutnya. “Kalau tidak mampu di Jakarta, ya balik ke Sultra saja!,” ucapnya dengan nada kesal.
Pernyataan Wagub Hugua ini jelas tamparan keras bagi jajaran Badan Penghubung Sultra.
Di Jakarta, dengan ritme kerja yang lambat, dinilai tidak mencerminkan semangat kerja yang diharapkan. Apalagi Jakarta adalah pusat dari segala urusan dan informasi. (Adv)