KENDARI, – Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menyatakan apresiasi dan dukungan penuh terhadap eksistensi Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) sebagai organisasi penting dalam upaya pelestarian seni budaya wayang di tengah derasnya arus modernisasi dan globalisasi.
Dukungan ini disampaikan dalam acara Pengukuhan Pengurus Daerah Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) Sulawesi Tenggara Masa Bakti 2024–2029, yang berlangsung meriah di Ballroom Sahid Azizah Syariah Kendari, Sabtu malam (10/5).
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Sulawesi Tenggara, Adrian Nursalam, hadir mewakili Gubernur Sultra Mayjen TNI (Purn) Andi Sumangerukka. Gubernur berhalangan hadir karena agenda lain yang tidak dapat diwakilkan.
Dalam sambutannya, Adrian menyampaikan amanat Gubernur Sultra kepada seluruh jajaran pengurus Pepadi Sultra yang baru saja dikukuhkan untuk mengemban amanah dengan penuh tanggung jawab, semangat kebersamaan, serta dedikasi tinggi demi kemajuan organisasi dan daerah.
“Saya menyampaikan selamat atas pengukuhan seluruh jajaran Pengurus Daerah Pepadi Sultra Masa Bakti 2024–2029. Pemerintah Provinsi berharap agar ke depan Pepadi semakin aktif mengambil peran strategis dalam pelestarian seni budaya, khususnya seni pedalangan, di tengah gempuran budaya asing yang mempengaruhi perilaku generasi muda,” ujar Adrian mewakili Gubernur.
Lebih lanjut, Adrian menekankan bahwa acara pengukuhan ini merupakan agenda penting dan strategis dalam memelihara keberadaan Pepadi Sultra. Ia juga menyoroti peran penting para dalang bukan hanya sebagai penjaga tradisi, tetapi juga sebagai agen transformasi budaya yang mampu mengedukasi dan menanamkan nilai-nilai luhur kepada masyarakat melalui pertunjukan wayang.
Acara pengukuhan tersebut dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Ketua DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara, unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Provinsi, pimpinan instansi vertikal dan perguruan tinggi, ketua organisasi masyarakat (ormas)/paguyuban, serta tokoh masyarakat, agama, pemuda, dan perempuan. Sekretaris Jenderal DPP Pepadi Pusat, Ragil Radyo, beserta jajaran pengurus pusat juga turut hadir dalam acara tersebut.
Dalam sambutannya, Ragil Radyo mengungkapkan bahwa seni wayang telah menjadi bagian krusial dalam diplomasi budaya Indonesia di kancah global. Ia mencontohkan di beberapa negara seperti Amerika Serikat, Gamelan dan Wayang bahkan telah menjadi mata kuliah di sejumlah universitas.
Ragil juga mengingatkan bahwa UNESCO telah mengakui wayang sebagai Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity sejak tahun 2003.
Ragil menekankan tantangan besar saat ini adalah bagaimana menjaga eksistensi wayang agar tetap relevan di kalangan generasi muda yang lekat dengan teknologi digital dan budaya pop global. Oleh karena itu, peran organisasi seperti Pepadi menjadi sangat vital dalam upaya regenerasi dalang dan pembinaan seni pedalangan.
Menanggapi tantangan tersebut, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara menegaskan komitmennya untuk mendukung pelestarian budaya daerah, termasuk seni pedalangan. Dalam arah kebijakan pembangunan daerah periode 2025–2030 yang mengusung visi “Sulawesi Tenggara yang Maju, Aman, Sejahtera, dan Religius menuju Indonesia Emas 2045”, pelestarian budaya telah terintegrasi dalam program pembangunan daerah.
Pemerintah Provinsi juga membuka ruang yang luas bagi para tokoh, pemerhati, dan komunitas budaya untuk aktif terlibat dalam pengembangan dan pemajuan kebudayaan. Secara khusus kepada Pepadi Sultra, Gubernur berharap agar organisasi ini mampu mencetak dalang-dalang muda dari kalangan generasi milenial dan Gen Z.
“Wayang bukan hanya tontonan, tetapi juga tuntunan. Melalui nilai-nilai luhur yang terkandung dalam cerita wayang, masyarakat dapat memperoleh pendidikan moral, sosial, bahkan spiritual,” tegas Adrian.
Di akhir sambutannya, Adrian, mewakili Gubernur, mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama menjaga dan merawat seni wayang sebagai identitas budaya bangsa yang tak ternilai harganya. Pemerintah Provinsi juga mendorong agar pagelaran wayang dapat menjadi salah satu sarana sosialisasi program-program pembangunan daerah di berbagai lapisan masyarakat.
“Selamat bekerja dan berkarya kepada Ketua dan seluruh Pengurus Pepadi Sultra masa bakti 2024–2029. Embanlah amanah dengan semangat dan komitmen yang tinggi demi melestarikan budaya bangsa,” pungkasnya.
Acara pengukuhan ini ditandai dengan pembacaan Surat Keputusan (SK) Ketua Umum DPP Pepadi Pusat Nomor 006/SK/DPP-PEPADI/X/2024 tentang Pengangkatan Pengurus Pepadi Provinsi Sulawesi Tenggara Masa Bakti 2024–2029. Pepadi sendiri memiliki sejarah panjang, didirikan pada 14 April 1971 oleh Suryono, dan pada tahun 1975 bergabung secara nasional sebagai wadah tunggal profesi pedalangan.
Dengan terbentuknya kepengurusan baru ini, diharapkan seni pedalangan di Sulawesi Tenggara semakin berkembang dan terus memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan karakter dan identitas kebangsaan melalui jalur kebudayaan. (red)