Daerah

Abdul Rakhman: Mengabdi sebagai Polisi, Berbakti untuk Ketahanan Pangan

730
×

Abdul Rakhman: Mengabdi sebagai Polisi, Berbakti untuk Ketahanan Pangan

Sebarkan artikel ini
Seorang perwira polisi yang tak melupakan akar pertaniannya, Abdul Rakhman membajak sawah

KENDARI, – Di sebuah hamparan sawah di Sulawesi Tenggara, seorang pria berseragam dinas tampak menyeka keringat. Tangan kokohnya menggenggam erat gagang traktor, membelah tanah yang kelak ditumbuhi padi. Ia adalah Abdul Rakhman, Ajun Komisaris Polisi (AKP) yang sejak kecil telah mencintai tanah dan sawah.

Lahir di Labakkang, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan, pada 3 Mei 1977, Abdul Rakhman tumbuh dalam keluarga sederhana.

Ayahnya, Salehe, adalah seorang wiraswasta yang menggeluti perbengkelan, pertanian, perkebunan, dan tambak. Sejak usia lima tahun, Abdul Rakhman sudah turun ke sawah membantu ayahnya. Enam kakaknya yang semuanya perempuan membuatnya menjadi satu-satunya anak lelaki yang bisa membantu keluarga mengolah lahan.

“Bapak selalu bilang, bertani itu pekerjaan mulia. Dari tangan petani, banyak orang bisa makan. Saya merasakan betul bagaimana sawah membentuk saya menjadi orang yang tangguh,” tuturnya.

Namun, jalan hidup membawanya ke profesi lain. Pada 1996, ia diterima di Sekolah Bintara Polri dan lulus setahun kemudian.

Karier kepolisiannya dimulai di Satuan Brimob Polda Sulawesi Tenggara, bertugas di Detasemen Gegana. Ia berpindah dari satu tugas ke tugas lain, menjabat sebagai Kasat Intel di Polres Konawe dan Polres Kolaka. Kini, ia bertugas sebagai PS Kasubag Yanma Polda Sultra.

Meski berseragam polisi, jiwa petaninya tak pernah mati. Tahun 2001, selepas berdinas, ia menjadi tukang ojek untuk menambah penghasilan.

Uang hasil mengojek dibelikannya bahan baku gorengan, yang kemudian diolah istrinya dan dijual di pinggir jalan. Tahun 2004, ia membangun kios dari papan bekas, yang sekaligus menjadi tempat tinggal mereka.

“Saya pernah jual motor ojek untuk beli angkot. Dari hasil narik angkot, saya menabung sedikit demi sedikit hingga bisa membeli lahan tambak di Konawe Selatan. Setelah itu, saya mulai bertani jahe di karung,” kenangnya.

Lagi Viral, Baca Juga  Menkes Budi Gunadi Sadikin Dorong Pemerataan Kesehatan hingga Pelosok Buton Tengah

Usaha itu terus berkembang. Pada 2022, ia membeli lahan tidur seluas empat hektare di Kecamatan Unaaha dan mengubahnya menjadi sawah.

Setiap sore selepas dinas pukul 15.00 WITA, ia langsung menuju sawah, menyemprot gulma atau membajak tanah hingga pukul 21.00. Pada akhir pekan, ia bekerja lebih lama.

Sejak subuh, ia sudah berada di sawah, dibantu anaknya yang kini kuliah di Fakultas Hukum Universitas Halu Oleo.

Traktor yang digunakannya dipinjam dari sesama petani, dengan sistem gotong royong.

Tantangan selalu ada. Sebagai polisi, tugas negara tetap menjadi prioritas. Kadang, di saat hendak menanam, panggilan dinas datang. Atau di tengah tugasnya, hujan turun deras, mengancam sawahnya dengan banjir. Dalam seragam dinas, ia harus turun tangan membuka saluran air agar panennya tak gagal.

“Saya ingin petani di Sulawesi Tenggara bangga dengan profesinya. Sekarang, kita punya Presiden Prabowo Subianto yang sangat memperhatikan petani. Harga gabah dan jagung ditetapkan, bantuan alat pertanian diberikan, dan pupuk subsidi disalurkan. Ini kesempatan kita untuk lebih maju,” ujarnya penuh semangat.

Bagi Abdul Rakhman, bertani bukan sekadar mata pencaharian tambahan, tetapi juga misi hidup. Ia ingin anak-anak muda tidak malu menjadi petani.

Ia, seorang perwira polisi, masih meluangkan waktu turun ke sawah. Bertani bukan pekerjaan rendahan, melainkan tulang punggung ketahanan pangan negeri ini.

“Jangan biarkan lahan tidur ditumbuhi gulma. Kita tanami dengan padi, jagung, atau sayuran. Jangan biarkan anak-anak kita hanya sibuk bermain game. Kita beri contoh bahwa ketahanan pangan adalah masa depan kita. Dulu kita membajak dengan sapi dan kerbau, sekarang ada traktor. Menanam padi pun sudah pakai mesin. Bahkan panen tinggal ditimbang dan uang langsung masuk rekening. Petani zaman sekarang sudah maju, dan kita harus bangga!” (red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com
error: Content is protected !!