JAKARTA, – Musisi sekaligus komedian asal Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra), Raim Laode, kembali mengukir prestasi nasional. Lagu miliknya, “Lesung Pipi”, berhasil menyabet penghargaan pada ajang bergengsi Spotify Wrapped Live 2025 yang dilaksanakan di Studio RCTI+, Jakarta, Kamis (4/12/2025).
Lagu tersebut sukses memenangkan kategori Top 5 Local Song of 2025, Indonesia, sehingga bersanding sejajar dengan lagu-lagu hit lainnya dari musisi terkemuka tanah air.
Usai menerima penghargaan, Raim Laode membagikan pesan reflektif dan menyentuh melalui unggahan di akun Instagram pribadinya. Ia menegaskan bahwa pencapaian materiil bukanlah puncak dari kehidupannya.
Raim menuliskan bahwa kebahagiaan dan kesehatan keluarganya adalah pencapaian tertinggi yang ia miliki, jauh melampaui penghargaan berbentuk piala.
“Dari awal saya sudah bilang bahwa sehat dan senangnya ibuku, istri dan anakku adalah piala paling mewah yang Allah kasih ke saya. Apa yang kita genggam ini hanyalah benda secara tidak sadar buat kita merasa lebih baik daripada orang lain,” tulis Raim dalam unggahannya.
Ia juga menyoroti inspirasi dari lagu tersebut, yaitu lesung pipi, yang secara medis dianggap sebagai kelainan jaringan wajah. Namun, Raim justru memandang bahwa lesung pipi membuat senyum seseorang tampak lebih manis. Baginya, kekurangan apa pun dapat berubah menjadi kelebihan ketika dipandang melalui rasa syukur.
Raim menambahkan, memiliki satu pencapaian yang berarti dapat menjadi dorongan besar bagi para pemimpi dan masyarakat kecil. Ia ingin menunjukkan bahwa kemungkinan selalu terbuka bagi siapa saja yang berani berkarya.
Dalam unggahan tersebut, Raim mengenang perjalanan panjang lagu “Lesung Pipi” yang ia tulis pada tahun 2013. Butuh waktu 12 tahun sebelum lagu tersebut akhirnya mencapai puncak tangga lagu Spotify.
Di akhir pesannya, Raim menyampaikan terima kasih tulus kepada para pendengar setia yang telah menemani perjalanan lagu tersebut, mulai dari menemani saat mengerjakan tugas kuliah, menikmati kopi pagi, hingga menjadi latar bercerita saat senja. Ia menyebut para pendengarnya sebagai bagian terpenting dari perjalanan karya itu.
