Metropolis

LPSM Sultra Hadirkan Kepedulian Ramadan bagi Ratusan Penarik Becak Kendari

267
×

LPSM Sultra Hadirkan Kepedulian Ramadan bagi Ratusan Penarik Becak Kendari

Sebarkan artikel ini
LPSM Sultra berbagi

Kendari, — Debu jalanan Kendari Beach bercampur dengan keringat yang menetes di wajah para penarik becak. Di bawah sengatan matahari siang, ratusan dari mereka berbaris rapi, bukan untuk menunggu penumpang atau menyetor hasil harian, melainkan untuk menanti secercah harapan dalam bentuk bingkisan sembako dari Lembaga Pemerhati Sosial Masyarakat (LPSM) Sulawesi Tenggara.

Antrean panjang itu lebih dari sekadar barisan orang-orang yang membutuhkan. Di balik setiap wajah yang sabar menanti, tersimpan kisah perjuangan hidup. Ada yang berjuang menghidupi keluarga besar, ada yang bertahan melawan penyakit, dan ada yang sekadar berusaha agar dapur tetap mengepul.

Suasana antrean terasa penuh harap dan kelelahan. Beberapa penarik becak duduk berselonjor di atas kendaraan mereka, mencoba berteduh dari panas yang menyengat. Ada yang mengipasi wajah dengan kain lusuh, sementara yang lain bercengkerama, berusaha mencairkan suasana.

Sesekali terdengar batuk parau atau helaan napas panjang, tanda penantian yang melelahkan. Namun, ketika tumpukan sembako mulai dibagikan, wajah-wajah itu seketika berubah—mata mereka berbinar, bibir merekah dalam senyum penuh syukur.

“Sepinya penumpang membuat kami kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bantuan ini sangat berarti,” ujar Rahman (50), seorang penarik becak yang telah menunggu sejak pukul 12 siang.

Di balik kesederhanaan becak yang dikayuh mereka setiap hari, tersimpan ketangguhan menghadapi realitas hidup yang semakin menekan. Kebutuhan pokok yang kian mahal dan penghasilan yang tak menentu menjadikan Ramadan ini lebih berat dari sebelumnya.

Wa Ode Alina, Ketua LPSM Sultra, menegaskan bahwa aksi sosial ini merupakan bentuk kepedulian terhadap mereka yang selama ini jarang tersentuh bantuan.

“Para penarik becak adalah bagian dari masyarakat yang harus kita bantu. Mereka bekerja keras setiap hari, namun tetap sulit memenuhi kebutuhan dasar. Di bulan Ramadan ini, saatnya kita berbagi dan saling menguatkan,” ujarnya.

Lagi Viral, Baca Juga  Jasa Raharja dan Kemenhub Jalin Kerja Sama Integrasi Data Transportasi Darat

Mantan Ketua IWAPI Sultra itu mengatakan, bingkisan sembako yang berisi beras, minyak goreng, dan gula pasir itu bukan sekadar bantuan materi, tetapi juga simbol penghargaan atas kerja keras mereka. Di tengah kerasnya hidup, sekantong sembako bisa menjadi secercah harapan.

“Kami berharap aksi ini dapat menginspirasi masyarakat yang memiliki rezeki lebih untuk ikut berbagi. Mari kita ringankan beban saudara-saudara kita,” ajak Wa Ode Alina.

Aksi sosial ini juga menjadi gambaran nyata tentang kemiskinan dan ketimpangan sosial yang masih menjadi tantangan di Sulawesi Tenggara. Dengan penghasilan yang tak menentu, para penarik becak menjadi salah satu kelompok paling rentan.

Pemerintah daerah diharapkan dapat lebih serius dalam meningkatkan program pemberdayaan ekonomi bagi kelompok ini. Lapangan kerja yang layak dan akses ke bantuan sosial yang lebih terstruktur menjadi kunci dalam mengatasi persoalan yang mereka hadapi.

“Kita tidak bisa menutup mata terhadap kondisi saudara-saudara kita yang kurang beruntung. Di bulan Ramadan yang penuh berkah ini, mari kita sisihkan sebagian rezeki kita untuk membantu mereka,” seru Wa Ode Alina.

Di tengah antrean panjang para penarik becak, senyum dan tawa masih mengiringi. Ada kebersamaan, ada solidaritas, dan ada harapan.

Aksi kecil seperti berbagi sembako mungkin tak mengubah nasib mereka seutuhnya, tetapi setidaknya memberi secercah cahaya di tengah kegelapan. Ramadan bukan sekadar bulan menahan lapar dan dahaga, tetapi juga momentum untuk berbagi dan mempererat rasa kemanusiaan. Saatnya kita peduli, saatnya kita berbagi. (red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com
error: Content is protected !!