Peristiwa

Tangis Presenter Senior Warnai PHK Massal Kompas TV di Hari Buruh

139
×

Tangis Presenter Senior Warnai PHK Massal Kompas TV di Hari Buruh

Sebarkan artikel ini
Tangis Presenter Senior Iringi PHK Massal Kompas TV di Hari Buruh

JAKARTA – Kabar pemutusan hubungan kerja (PHK) massal yang melanda Kompas TV menjadi ironi tersendiri di tengah peringatan Hari Buruh. Momen mengharukan terekam saat salah satu presenter senior, Gita Maharkesri, tak kuasa menahan air mata ketika membawakan siaran terakhir program Kompas Sport Pagi.

Video yang memperlihatkan kesedihan Gita saat menyampaikan salam perpisahan dengan suara bergetar itu dengan cepat menyebar luas dan menuai simpati dari warganet di berbagai platform media sosial.

“Tak terasa inilah akhir perjalanan panjang Kompas Sport Pagi selama hampir 12 tahun,” ujar Gita dalam siaran pamungkasnya. “Kami hadir menemani Anda dengan berbagai macam berita olahraga, baik dari dalam maupun luar negeri, serta kabar inspiratif dari atlet kebanggaan Indonesia dan dunia.”

Program Kompas Sport Pagi, yang telah menemani pemirsa lebih dari satu dekade, menjadi salah satu tayangan yang harus dihentikan sebagai dampak dari keputusan restrukturisasi internal perusahaan.

Tekanan Digitalisasi Jadi Alasan Layoff

Berdasarkan berbagai sumber informasi, langkah layoff ini diambil Kompas TV sebagai bagian dari upaya efisiensi dan restrukturisasi perusahaan. Seperti halnya banyak media konvensional lain, Kompas TV menghadapi tantangan berat akibat pergeseran perilaku penonton dan tekanan finansial di era digital.

Pesatnya digitalisasi konten dan preferensi masyarakat dalam mengonsumsi berita melalui platform daring seperti YouTube, TikTok, dan media sosial lainnya telah menyebabkan penurunan signifikan pada jumlah pemirsa televisi tradisional. Kondisi ini berimbas langsung pada penurunan pendapatan iklan yang selama ini menjadi pilar utama bisnis televisi.

Dalam situasi yang sulit ini, sejumlah program televisi yang telah lama mengudara, meskipun memiliki sejarah panjang dan basis pemirsa yang loyal, terpaksa dihentikan demi menyesuaikan struktur biaya perusahaan agar tetap kompetitif.

Layoff, atau PHK yang dilakukan bukan karena kesalahan karyawan, menjadi langkah yang diambil perusahaan untuk melakukan penghematan, efisiensi, atau perubahan strategi bisnis secara besar-besaran, terutama dalam kondisi darurat keuangan atau perubahan lanskap industri yang signifikan.

Bagi para karyawan yang terdampak, termasuk Gita Maharkesri yang telah mengabdi selama 12 tahun, keputusan ini tentu menimbulkan dampak emosional yang mendalam. Kehilangan pekerjaan bukan hanya berarti kehilangan sumber penghasilan, tetapi juga hilangnya identitas dan rutinitas profesional yang telah dibangun selama bertahun-tahun.

Industri Media Hadapi Tantangan Serius

Fenomena PHK di Kompas TV merupakan cerminan dari gejolak yang tengah melanda industri media secara keseluruhan. Banyak perusahaan media, mulai dari televisi, media cetak, hingga radio, terpaksa mengevaluasi ulang model bisnis mereka untuk beradaptasi dengan era digital.

Transisi menuju model digital-first menuntut kecepatan, fleksibilitas, dan pendekatan baru dalam mendistribusikan konten serta melakukan monetisasi. Namun, proses adaptasi ini seringkali tidak berjalan mulus dan berujung pada konsekuensi pahit, yakni hilangnya pekerjaan bagi sejumlah karyawan.

Gelombang layoff massal ini menjadi pengingat bahwa industri media harus terus berinovasi, tidak hanya dalam hal konten yang disajikan, tetapi juga dalam cara menjangkau audiens dan menjaga keberlangsungan finansial perusahaan.

Di sisi lain, pemerintah dan para pemangku kepentingan diharapkan dapat memberikan perhatian dan perlindungan yang layak bagi para pekerja media yang terdampak, termasuk memfasilitasi akses pada program pelatihan ulang dan peluang kerja baru agar mereka dapat kembali berkarya di tengah perubahan zaman ini. (red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!