KENDARI – Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), Andi Sumangerukka, memastikan stok beras di wilayahnya aman hingga enam bulan ke depan.
Kepastian ini ia sampaikan usai meninjau Gudang Bulog di Kecamatan Kendari Barat, Jumat (14/3/2025), untuk memastikan ketersediaan pangan menjelang Idulfitri.
Menurutnya, saat ini stok beras di Bulog mencapai 31 ribu ton dari target 47 ribu ton. Jumlah tersebut, kata ASR, sapaan akrab Gubernur Andi Sumangerukka, masih mencukupi kebutuhan masyarakat dan akan terus didorong agar tetap terjaga.
“Stok beras kita cukup dan targetnya akan kita penuhi hingga 47 ribu ton. Ini penting agar harga tetap stabil dan masyarakat tidak mengalami kesulitan,” ujar Andi.
Pemerintah Provinsi Sultra terus mendorong petani lokal agar mengutamakan penjualan hasil panennya ke Bulog.
Langkah ini dinilai krusial dalam menjaga ketersediaan beras di pasar serta mencegah kelangkaan yang dapat memicu lonjakan harga.
Gubernur juga menginstruksikan bupati dan wali kota di 17 kabupaten/kota agar proaktif dalam menyerap hasil panen petani.
Ia meminta kepala daerah mengedukasi petani agar menjual beras ke Bulog, ketimbang pihak lain yang berpotensi menyalurkannya ke luar daerah.
“Kita akan bantu Bulog. Saya sudah sampaikan ke bupati dan wali kota agar ikut menjaga ketersediaan beras,” tegasnya.
Untuk mencegah beras Sultra dibawa ke luar daerah, gubernur telah menyiapkan strategi khusus yang dibahas dalam pertemuan dengan kepala daerah se-Sultra saat retret di Magelang. Namun, ia enggan mengungkapkan detail strategi tersebut demi menjaga efektivitas kebijakan.
“Saya tidak akan membeberkannya ke publik. Jika diumumkan sekarang, mereka bisa mencari cara lain. Tapi saya sudah menyampaikannya ke para bupati dan wali kota. Strategi ini akan segera dijalankan,” tegasnya.
Selain memastikan stok beras, Gubernur Sultra juga mengecek harga bahan pokok lainnya, seperti minyak goreng dan ikan. Ia menyebut harga-harga di pasaran masih stabil tanpa lonjakan yang mengkhawatirkan.
Dalam kunjungannya ke Pasar Tradisional Korem dan Pasar Basah Mandonga, ASR memantau harga ikan dan daging agar tetap terkendali.
Ia juga menyambangi distributor gula dan terigu di Kota Kendari guna memastikan pasokan dan harga bahan pokok tetap stabil jelang Lebaran.
Gubernur Andi Sumangerukka menegaskan komitmennya untuk memperbaiki tata niaga bahan pokok agar harga lebih terjangkau bagi masyarakat.
Ia menyoroti salah satu penyebab mahalnya harga beras di Sultra, yakni adanya pihak luar yang membeli bahan baku dari daerah ini, kemudian mengemas dan menjualnya kembali dengan harga lebih tinggi.
“Bahan bakunya dari sini, yang beli dari luar daerah. Setelah itu dikemas dan dijual kembali ke Sultra dengan harga mahal. Kedepannya, ini tidak bisa dibiarkan lagi,” tegasnya.
Meski memahami bahwa pedagang saat ini masih mengimpor sejumlah komoditas karena permintaan tinggi selama Ramadan hingga Idulfitri, ia menegaskan kebijakan ini akan diperketat.
“Tidak boleh lagi ada bahan baku dari Sultra yang dikemas di luar lalu dijual kembali ke sini. Itu harus dihentikan,” tegasnya.
Dengan berbagai langkah ini, Andi Sumangerukka optimistis harga bahan pokok di Sulawesi Tenggara akan tetap stabil dan masyarakat dapat merayakan Idulfitri dengan tenang. (Red)