KONAWE SELATAN—Konflik agraria kembali mencuat di Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara. Seorang ibu di Desa Rakawuta, Kecamatan Mowila, tak kuasa menahan air mata saat lahan kebunnya diduga diserobot oleh PT Merbau Jaya Indah Raya, Jumat, 14 Maret 2025. Isak tangis perempuan itu terekam dalam video yang beredar luas di media sosial, menggambarkan kepedihan mendalam akibat kehilangan sumber penghidupan.
“Kami ingin menghidupi anak kami. Ya Allah ya Rabbi,” ucapnya di tengah tangis, mencerminkan keputusasaan warga kecil dalam menghadapi korporasi besar.
Aziz, warga lain yang juga terdampak, mengungkapkan bahwa akar permasalahan ini bermula sejak tahun 2010. Kala itu, PT Merbau datang dengan tawaran kerja sama perkebunan kelapa sawit melalui sistem plasma. “Awalnya, mereka menjanjikan berbagai keuntungan kepada warga yang bersedia bergabung,” kata Aziz. Namun, janji manis tersebut kini berujung sengketa yang merugikan masyarakat.
Konflik ini menambah daftar panjang kasus sengketa lahan antara masyarakat adat dan korporasi di Indonesia.
Persoalan ini menyoroti lemahnya perlindungan hukum terhadap hak-hak masyarakat adat atas tanah mereka. Diperlukan langkah tegas dari pemerintah untuk menyelesaikan konflik ini secara adil dan transparan, serta memastikan hak-hak masyarakat dilindungi. (red)