KOLAKA – Belum usai duka akibat insiden maut beberapa hari lalu, kabar kecelakaan kerja kembali menghantam area Kawasan PT. IPIP di Kecamatan Pomalaa, Kabupaten Kolaka. Kali ini, insiden terjadi di KM 3 pada hari Rabu (16/4/2025) sekitar pukul 14.38 WITA, melibatkan sebuah Dump Truck 10 roda milik PT. Reka Bumi Mekongga (RBM).
Diduga kuat, kecelakaan disebabkan oleh kegagalan sistem pengereman alias rem blong dan rem tangan yang tak berfungsi optimal.
Informasi yang dihimpun Perdetik dari laporan pihak terkait di lokasi kejadian menyebutkan, Dump Truck 10 roda dengan nomor lambung LBD 037 yang dikemudikan oleh Murdiono (26), seorang karyawan PT. RBM, sedang melakukan aktivitas hauling tanah timbunan.
Tiba-tiba, petaka datang menghampiri. Sistem pengereman truk diduga mengalami masalah serius, ditambah lagi dengan fungsi rem tangan yang tidak bekerja sebagaimana mestinya. Alhasil, kendaraan berat tersebut menjadi tak terkendali hingga akhirnya terbalik di lokasi kejadian.
Beruntung, dalam insiden kali ini tidak ada korban jiwa. Tim medis dari PT. IPIP bergerak cepat menuju lokasi begitu menerima laporan. Murdiono, sang pengemudi, segera mendapatkan pertolongan pertama di lokasi kejadian.
Setelah itu, korban dievakuasi ke Puskesmas Tanggetada untuk mendapatkan penanganan medis lebih lanjut. Berdasarkan informasi terkini, Murdiono mengalami shock dan luka gores pada bagian kepala serta tangan. Kondisinya dilaporkan berangsur membaik.
Meski tidak ada korban jiwa, kerugian materiil akibat insiden ini tidaklah sedikit. Dump Truck 10 roda dengan nomor lambung LBD 037 mengalami kerusakan berat akibat terguling.
Insiden kecelakaan kerja yang kembali terjadi di area PT. IPIP ini tentu menimbulkan pertanyaan besar terkait standar keselamatan kerja di kawasan industri tersebut. Setelah kejadian nahas yang merenggut nyawa beberapa waktu lalu, insiden rem blong ini semakin menambah catatan buruk terkait potensi bahaya yang mengintai para pekerja di area tersebut.
Pihak berwenang, termasuk kepolisian dan dinas terkait, diharapkan dapat segera melakukan investigasi mendalam terkait insiden ini. Penyelidikan tidak hanya fokus pada faktor teknis kendaraan, namun juga pada standar operasional prosedur (SOP) dan pengawasan keselamatan kerja yang diterapkan oleh PT. RBM maupun PT. IPIP sebagai pengelola kawasan.
Kejadian ini menjadi pengingat keras bagi seluruh perusahaan dan pekerja di sektor pertambangan dan industri untuk selalu mengutamakan keselamatan kerja.
Pemeriksaan rutin terhadap kondisi kendaraan, pelatihan yang memadai bagi para operator, serta pengawasan yang ketat terhadap implementasi SOP keselamatan menjadi kunci utama untuk mencegah terulangnya kejadian serupa di masa mendatang. (red)