Ekobis

Kalla Beton Bidik Gurihnya Proyek Smelter di Sulawesi Tenggara

69
×

Kalla Beton Bidik Gurihnya Proyek Smelter di Sulawesi Tenggara

Sebarkan artikel ini
Kalla Beton

KOLAKA – Kalla Beton, perusahaan penyedia beton curah siap pakai yang terafiliasi dengan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, memperlebar sayap bisnisnya di Sulawesi Tenggara (Sultra). Perusahaan ini membangun pabrik (batching plant) berkapasitas besar di Pomalaa, Kabupaten Kolaka, guna menyokong kebutuhan beton untuk sejumlah proyek infrastruktur, terutama pembangunan smelter yang marak dalam beberapa tahun terakhir.

Chief Operating Officer (COO) Kalla Beton, Ali Syamsu Wairooy, mengungkapkan bahwa pabrik di Pomalaa memiliki kapasitas produksi mencapai 60 meter kubik per jam. Meskipun saat ini masih dalam tahap mobilisasi, pihaknya memastikan bahwa produksi akan segera dimulai untuk memenuhi permintaan pasar yang signifikan di wilayah tersebut.

“Ekspansi ini menjadi bagian dari upaya kami untuk memperkuat kapasitas produksi dan memenuhi permintaan beton berkualitas tinggi untuk proyek-proyek konstruksi yang sedang berlangsung di daerah tersebut,” ujar Ali Syamsu Wairooy kepada awak media di Makassar, Selasa (29/4).

Untuk mendukung operasional dan menjangkau pasar yang lebih luas di Pomalaa dan sekitarnya, Kalla Beton berencana mengalokasikan sejumlah peralatan baru. Peralatan tersebut meliputi truck mixer untuk pengiriman beton dan concrete pump untuk mempermudah proses pengecoran di lokasi proyek.

Pemilihan Pomalaa sebagai lokasi pabrik bukan tanpa alasan. Ali Syamsu menjelaskan bahwa wilayah ini memiliki potensi pasar yang besar seiring dengan banyaknya rencana pembangunan proyek strategis, khususnya pembangunan smelter nikel yang tengah menjadi primadona investasi di Sultra. Dengan ketersediaan beton berkualitas tinggi dari Kalla Beton, diharapkan dapat mempercepat pengembangan infrastruktur di Kolaka.

Tak hanya di Pomalaa, Kalla Beton juga tengah melakukan pembangunan pabrik serupa di Unaaha, Kabupaten Konawe, Sultra. Pabrik di Unaaha memiliki kapasitas produksi yang lebih kecil, yakni 30 meter kubik per jam. Tujuan pembangunan pabrik di Konawe pun serupa, yakni untuk menjadi pemasok utama kebutuhan beton bagi proyek-proyek smelter yang juga tumbuh pesat di wilayah tersebut.

Lebih lanjut, Ali Syamsu mengungkapkan bahwa Kalla Beton tidak hanya fokus pada proyek-proyek smelter. Perusahaan juga berencana memperluas pasar dengan mengincar proyek-proyek swasta lainnya. Langkah ini diambil seiring dengan adanya kebijakan pemerintah terkait efisiensi anggaran Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU) pada tahun 2025, yang berpotensi mempengaruhi sejumlah proyek infrastruktur pemerintah.

“Kami telah berencana untuk memperluas pasar dengan mengincar proyek-proyek swasta, terutama dengan adanya kebijakan pemerintah terkait efisiensi anggaran Kementerian PU pada tahun 2025,” tuturnya.

Dengan dua pabrik baru yang tengah dalam tahap pembangunan di Sulawesi Tenggara, Kalla Beton menunjukkan keseriusannya dalam memanfaatkan peluang pertumbuhan infrastruktur di wilayah tersebut. Langkah ini sekaligus mempertegas posisi perusahaan sebagai salah satu pemain kunci dalam industri beton siap pakai di Indonesia Timur. (red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!