Kendari, Sulawesi Tenggara – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) baru saja merilis sejumlah indikator strategis yang memberikan gambaran terkini mengenai kondisi ekonomi dan sosial di Bumi Anoa. Dalam siaran pers yang disampaikan Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala BPS Sultra, Ir. Surianti Toar M.S., pada Selasa (8/4/2025), terungkap dinamika inflasi, kesejahteraan petani, perdagangan internasional, transportasi, hingga geliat pariwisata.
Inflasi Terkendali, Baubau Catat Kenaikan Tertinggi
Pada Maret 2025, Provinsi Sulawesi Tenggara mencatatkan inflasi year on year (y-o-y) sebesar 1,53 persen. Angka ini menunjukkan adanya kenaikan harga barang dan jasa secara umum dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Kendati demikian, inflasi di Sultra tergolong moderat. Namun, sorotan tertuju pada Kota Baubau yang mengalami inflasi tertinggi di provinsi ini, mencapai 2,69 persen.
Kesejahteraan Petani Tergerus
Kabar kurang menggembirakan datang dari sektor pertanian. Nilai Tukar Petani (NTP) Sulawesi Tenggara pada Maret 2025 tercatat sebesar 114,65. Angka ini menunjukkan penurunan signifikan sebesar 3,22 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang berada di level 118,45. Penurunan NTP mengindikasikan bahwa daya beli petani mengalami penurunan, kemungkinan disebabkan oleh kenaikan harga input pertanian yang tidak seimbang dengan harga jual hasil panen.
Ekspor Menyusut, Impor Melonjak
Sektor perdagangan internasional Sultra juga menunjukkan dinamika yang menarik. Nilai ekspor Sulawesi Tenggara pada Februari 2025 tercatat sebesar US$280,53 juta, mengalami penurunan sebesar 9,23 persen dibandingkan capaian Januari 2025 yang mencapai US$309,07 juta. Sementara itu, nilai impor justru mengalami lonjakan signifikan. Pada Februari 2025, nilai impor tercatat US$109,91 juta, melonjak 25,34 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Meskipun demikian, jika dibandingkan dengan Februari 2024, nilai impor tercatat mengalami penurunan yang cukup dalam, yakni sebesar 51,15 persen.
Mobilitas Udara Sedikit Meningkat
Kabar positif datang dari sektor transportasi udara. Jumlah penumpang yang berangkat menggunakan angkutan udara di Provinsi Sulawesi Tenggara pada Februari 2025 tercatat mengalami kenaikan tipis sebesar 0,41 persen. Hal ini mengindikasikan adanya sedikit peningkatan mobilitas masyarakat melalui jalur udara.
Okupansi Hotel Bintang Menggeliat Naik
Sektor pariwisata di Sulawesi Tenggara menunjukkan sinyal positif di awal tahun ini. Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel bintang di provinsi ini mengalami peningkatan dari 29,35 persen pada Januari 2025 menjadi 31,01 persen pada Februari 2025. Peningkatan ini memberikan harapan akan pemulihan dan pertumbuhan sektor pariwisata di Sulawesi Tenggara.
Rilis data strategis dari BPS yang disampaikan oleh Plt. Kepala BPS Provinsi Sulawesi Tenggara, Ir. Surianti Toar M.S., ini memberikan gambaran komprehensif mengenai kondisi ekonomi dan sosial terkini di Sulawesi Tenggara. Pemerintah daerah dan pihak terkait diharapkan dapat memanfaatkan informasi ini sebagai landasan untuk merumuskan kebijakan yang tepat sasaran demi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Sultra. (red)