KENDARI – Kabar kurang sedap menghampiri geliat sektor properti di Sulawesi Tenggara (Sultra). Khususnya segmen perumahan subsidi, aktivitasnya terpantau mengalami penurunan signifikan sepanjang triwulan pertama tahun 2025 ini.
Kondisi ini tak ayal memunculkan kekhawatiran terhadap ambisi besar presiden terpilih Prabowo Subianto untuk merealisasikan program 3 juta rumah.
Ir Syamsuddin, CEO PT Rasya Dwi Mandiri sekaligus Ketua OKK DPD Apersi Sultra, mengungkapkan bahwa penurunan ini salah satunya dipicu oleh dampak banjir yang sempat melanda wilayah tersebut. Kondisi ini turut mempengaruhi aktivitas pembangunan perumahan di Sultra.
“Untuk tiga bulan terakhir ini memang ada sedikit penurunan karena adanya pengaruh dampak banjir dari salah satu pembangunan perumahan,” beber Syamsuddin.
Lebih lanjut, Syamsuddin menyoroti adanya tekanan ekonomi yang signifikan, menyebabkan penurunan daya beli masyarakat di berbagai sektor, termasuk properti. Penurunan daya beli ini diperkirakan mencapai 40 hingga 50 persen pada kuartal pertama tahun ini.
“Kalau untuk permintaan atau daya beli, memang ada sedikit penurunan, kemungkinan karena saat ini bertepatan dengan bulan puasa Ramadan dan Hari Raya Idulfitri, sehingga fokus kebutuhan biaya masyarakat lebih tertuju ke sana,” ungkapnya.
Kendati demikian, Syamsuddin tetap menyimpan harapan agar kondisi pasar properti subsidi dapat kembali bergairah. Ia berharap pertumbuhan dan pemulihan sektor ini dapat kembali normal seperti sebelumnya.
Apersi Sultra pun berharap pemerintah daerah dapat terus memberikan dukungan bagi pengembangan perumahan subsidi demi mencapai target penyediaan rumah bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dan menyukseskan program 3 juta rumah. Syamsuddin juga menaruh harapan agar tekanan ekonomi yang terjadi dapat berangsur membaik pada kuartal kedua tahun ini. (red)
