Peristiwa

Janji Keberlanjutan PT Vale Dipertanyakan: Warga Huko-Huko Terpaksa Minum Air Sedimen Merah Proyek Nikel.

746
×

Janji Keberlanjutan PT Vale Dipertanyakan: Warga Huko-Huko Terpaksa Minum Air Sedimen Merah Proyek Nikel.

Sebarkan artikel ini

Kolaka, Sulawesi Tenggara – Warga Desa Huko-Huko, Kecamatan Pomalaa, Kolaka, dihebohkan oleh fenomena tak biasa pada aliran Sungai Huko-Huko.

Setelah hujan dengan intensitas ringan pada sore hari, air sungai yang menjadi sumber air bersih mendadak berubah warna menjadi merah pekat, mirip lumpur laterit, dan langsung mencemari instalasi air di rumah-rumah penduduk.

Perubahan drastis ini diduga kuat terkait dengan aktivitas pembukaan hutan dan pembangunan di lokasi proyek Indonesia Growth Project (IGP) milik PT. Vale Indonesia Tbk (PT Vale) di wilayah tersebut.

Haslim, seorang warga Desa Huko-Huko, menceritakan pengalamannya pada hari ini Kamis, 30 Oktober 2025, sekitar pukul 17.45 WITA.

“Baru kali ini terjadi setelah sekian puluh tahun. Tadi siang curah hujan sempat turun, tapi tidak terlalu deras. Air sungai tidak banjir, tapi warnanya keruh merah, bukan abu-abu seperti biasa kalau banjir,” ujar Haslim.

Limpasan air merah tersebut dikonfirmasi telah mencapai fasilitas rumah tangga.

“Bahkan warna merah itu sampai ke sambungan instalasi air bersih di rumah warga sekitar. Saat ingin mengambil wudhu, saya buka keran air dan airnya tidak seperti biasanya jernih,” lanjutnya.

Haslim memastikan, air merah yang keluar dari keran di rumahnya tidak mengeluarkan bau, namun warnanya masih merah hingga malam hari.

Ketiadaan bau menguatkan dugaan bahwa pencemaran disebabkan oleh volume sedimen tanah laterit yang sangat besar dari lahan yang baru dibuka, bukan limbah kimia cair industri.

Selama ini, kekeruhan sungai saat terjadi banjir diakui warga wajar, dengan air berwarna abu-abu.

Namun, munculnya warna merah pekat saat kondisi sungai tidak banjir adalah anomali yang baru terjadi setelah PT Vale Indonesia memulai pembukaan lahan hutan di Desa Huko-Huko.

Fenomena ini menimbulkan pertanyaan besar tentang efektivitas upaya mitigasi lingkungan, khususnya pengendalian sedimen, yang dilakukan oleh perusahaan pertambangan multinasional tersebut.

Kejadian pencemaran air bersih di Huko-Huko ini secara tajam menyoroti kesenjangan antara janji-janji korporasi dan realita di lapangan.

Proyek IGP Pomalaa selalu dikampanyekan sebagai proyek yang berkomitmen tinggi pada praktik pertambangan yang baik (Good Mining Practice) dan berkelanjutan.

PT Vale selalu menekankan telah melakukan kajian mendalam untuk meminimalisasi dampak, termasuk membangun sarana limpasan air.

Namun, bagi Haslim dan warga Desa Huko-Huko, janji tersebut kini terasa pahit.

Air merah yang mengalir ke keran wudu mereka adalah bukti nyata bahwa langkah mitigasi yang dijanjikan—seperti pengendalian erosi dan pengelolaan sedimen—gagal total dalam menghadapi hujan ringan sekalipun.

“Harusnya pihak perusahaan sudah bisa mengantisipasi agar kejadian ini tidak terjadi,” kritik Haslim.

“Tapi saya perhatikan pihak perusahaan baru akan bertindak ketika kondisi tersebut telah terjadi seperti saat ini, ” ketusnya.

Tindakan reaktif perusahaan yang baru akan bertindak setelah terjadi pencemaran dinilai warga sebagai pelanggaran etika dan komitmen lingkungan yang telah disepakati, padahal aktivitas tambang seharusnya dapat memberikan

“sumbangsih dampak lingkungan yang aman” bagi warga yang berada tepat di Ring 1 proyek.

lingkungan hidup yang sehat dan aman. Warga berharap Pemerintah Kabupaten Kolaka segera turun tangan.

“Semoga Pak Bupati Amry bisa segera menindak dan memberikan teguran kepada pihak PT Vale I untuk segera memperhatikan dampak lingkungan akibat aktivitas yang dilakukan,” kata Haslim.

Warga menuntut jaminan bahwa aktivitas tambang PT Vale tidak menimbulkan kerugian, baik dari aspek kesehatan, material, maupun lingkungan.

Hingga berita ini diturunkan (pagi hari, 31 Oktober 2025), belum ada keterangan resmi dari pihak PT Vale Indonesia IGP Pomalaa maupun Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kolaka terkait penanganan darurat suplai air bersih untuk warga,  maupun langkah investigasi penyebab masifnya limpasan lumpur merah yang mencemari instalasi air rumah tangga ini. (red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com
error: Content is protected !!