Konawe Utara,  – Jeritan warga Desa Tambakua, Kecamatan Langgikima, Kabupaten Konawe Utara, kian memilukan. Bagaimana tidak, akses jalan utama penghubung desa mereka dengan pusat kecamatan nyaris tak bisa dilintasi, terutama saat musim hujan tiba.
Kondisi ini membuat aktivitas sehari-hari warga terhambat total, bahkan mengancam pendidikan anak-anak dan kesehatan ibu-ibu.
“Ini jalan kalau musim hujan ini, inilah yang kendala-kendala di Desa Tambakua. Ketika hujan susah dilintasi masyarakat Tambakua, apalagi anak-anak yang kesekolah, ibu-ibu,” keluh Kepala Desa Tambakua, Juliadin, saat ditemui wartawan Perdetik, Rabu 2 Juli 2025 kemarin.
Pantauan di lapangan menunjukkan kondisi jalan yang memprihatinkan. Permukaan tanah merah berubah menjadi lautan lumpur dengan alur roda yang dalam, menyulitkan bahkan kendaraan berat sekalipun untuk melintas.
Genangan air bercampur tanah merah membuat kendaraan roda dua maupun roda empat kesulitan melintas.
Tak jarang, pengendara terpaksa harus bahu-membahu mendorong kendaraan mereka yang terjebak lumpur.
Sebuah truk terlihat bersusah payah menanjak di tengah kubangan, sementara beberapa warga tampak berdiri di dekatnya, seolah mencari cara untuk membantu.
Dampak paling parah dirasakan oleh anak-anak sekolah. Setiap pagi, mereka harus berjuang menembus lumpur dan genangan air untuk bisa sampai ke sekolah.
Kondisi ini tak hanya membahayakan keselamatan, tetapi juga kerap membuat mereka bolos atau terlambat masuk kelas.
“Kami juga sudah mencoba diskusi dengan perusahaan untuk ditimbun,” imbuh Juliadin, menunjukkan upaya mandiri yang telah dilakukan pemerintah desa bersama masyarakat.
Namun, nampaknya usaha tersebut belum membuahkan hasil signifikan untuk mengatasi permasalahan yang sudah menahun ini. Ia berharap ada perhatian serius dari pihak terkait.
Jalan penghubung dari Kecamatan Langgikima menuju Desa Tambakua ini memang menjadi prioritas yang harus segera ditangani.
Keterisoliran yang dialami warga Tambakua saat musim hujan tidak hanya menghambat mobilitas, tetapi juga berpotensi melumpuhkan roda perekonomian desa.
“Kami sangat berharap Pemerintah Kabupaten Konawe Utara, khususnya Dinas Pekerjaan Umum, bisa segera turun tangan. Ini sudah menyangkut hajat hidup orang banyak,” tegas Juliadin.
Lebih lanjut, Juliadin juga menyampaikan harapannya agar para pejabat tinggi negara bisa melihat langsung kondisi memprihatinkan ini. “Kami mendapat informasi bahwa Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Menteri Perhubungan, serta Komisi V DPR RI dijadwalkan bakal melakukan kunjungan kerja di Kota Kendari dalam waktu dekat ini.
Kami sangat berharap rombongan Menteri serta anggota Komisi V DPR RI bisa meluangkan waktu untuk meninjau langsung kondisi jalan di Desa Tambakua ini. Dengan begitu, masalah yang kami hadapi bisa mendapatkan perhatian serius dari pemerintah pusat,” harap Juliadin dengan nada penuh harap.
Sinergi dengan pihak swasta, termasuk perusahaan-perusahaan yang beroperasi di sekitar wilayah tersebut, juga tetap menjadi harapan.
Masyarakat Tambakua dan Kepala Desa berharap agar keluhan mereka segera ditanggapi serius. Perbaikan jalan yang layak bukan hanya tentang infrastruktur fisik, tetapi juga tentang memastikan hak dasar warga akan akses yang memadai terpenuhi, demi kelangsungan hidup dan masa depan generasi muda di Desa Tambakua. (red)
