KENDARI, – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menunjukkan tekanan signifikan di pasar non-deliverable forward (NDF), bahkan menyentuh level psikologis Rp17.000-an per dolar AS.
Data yang dihimpun dari Refinitiv pada Minggu (6/4/2025) pukul 08.10 WIB memperlihatkan kurs mata uang Garuda berada di posisi Rp17.059/US$. Angka ini tercatat sebagai level terendah sepanjang sejarah pergerakan nilai tukar rupiah.
Kondisi di pasar NDF ini memperlihatkan disparitas yang cukup lebar dibandingkan dengan penutupan perdagangan reguler terakhir sebelum memasuki masa libur Hari Raya Idulfitri.
Pada Kamis (27/3/2025), rupiah masih berada di level Rp16.555/US$, atau bahkan sempat menguat tipis sebesar 0,12%.
Melemahnya rupiah secara tajam di pasar NDF ini menimbulkan kewaspadaan dan mengindikasikan potensi tekanan pelemahan yang lebih dalam pada perdagangan di pasar spot setelah aktivitas pasar kembali normal pasca libur Lebaran.
Sebagai informasi, pasar NDF merupakan instrumen keuangan yang memperdagangkan mata uang dengan mekanisme kontrak berjangka dan penyelesaian di kemudian hari.
Pasar ini tidak beroperasi di Indonesia, melainkan di pusat-pusat keuangan internasional. Kendati demikian, pergerakan nilai tukar di pasar NDF seringkali memberikan sinyal dan mempengaruhi sentimen pembentukan harga di pasar spot.
Oleh karena itu, perkembangan kurs rupiah yang melemah signifikan di pasar NDF menjadi perhatian serius dan berpotensi diikuti oleh pelemahan di pasar spot pada pekan mendatang.
Para pelaku pasar dan analis ekonomi akan mencermati secara saksama dinamika perdagangan setelah libur Lebaran untuk melihat sejauh mana tekanan dari pasar NDF akan terefleksi pada nilai tukar rupiah di pasar domestik. (Red)
