KENDARI, – Rumah Sakit Jantung Pembuluh Darah (RSJPDO) Oputa Yi Koo Kendari semakin mengukuhkan diri sebagai pusat rujukan utama penanganan jantung di kawasan timur Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya pasien rujukan dari provinsi tetangga yang memanfaatkan layanan pemasangan ring jantung (Percutaneous Coronary Intervention/PCI) yang ditanggung penuh oleh Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) atau BPJS Kesehatan.
Hari ini, Selasa 2 Desember 2025, RSJPDO menjadwalkan tindakan intervensi pada empat pasien, di mana dua di antaranya merupakan bukti jangkauan layanan yang meluas: Lukman (60) dari Kota Palopo, Sulawesi Selatan; dan Niko Puluhulawa (80) dari Gorontalo. Selain itu, pasien lokal dari Konawe, Rosihan (68), juga menjalani prosedur yang sama.
Bagi Lukman (60), perjalanan jauh dari Palopo terbayar dengan kemudahan akses dan kualitas pelayanan. Sebelum adanya kerja sama penuh RSJPDO dengan BPJS Kesehatan, pilihan rujukan tindakan PCI yang ditanggung JKN sangat terbatas dan sering memakan waktu lama.
“Saya sangat terbantu dengan pelayanan dan tindakan di RSJPDO. Sebelum ini kami bingung harus ke mana, tapi kini kami mendapatkan penanganan ring jantung tanpa harus khawatir biaya,” ujar Lukman.
Ia memuji tim medis yang menangani kasusnya. “Perawat dan dokter sangat responsif dengan pasien. Mereka menjelaskan prosedur dengan sabar, ini membuat saya dan keluarga lebih tenang,” tambahnya.
Hal serupa dirasakan keluarga Niko Puluhulawa (80) dari Gorontalo, yang memilih merujuk ke RSJPDO Kendari karena kecepatan penanganan dan ketersediaan fasilitas canggih yang terintegrasi dengan JKN.
Direktur Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah (RSJPDO) Oputa Yi Koo, dr. H. Sukirman, M.Kes, MARS, Sp.PA., menyatakan bahwa keberhasilan menarik pasien regional adalah buah dari investasi pada fasilitas dan sumber daya manusia (SDM) yang unggul.
Tim medis yang menangani kasus kritis tersebut dipimpin oleh spesialis kardiologi intervensi, dr. H. Sjarif Subiyakto, Sp.JP(K) FIHA.
Dr. Sjarif menekankan bahwa keahlian tim merupakan kunci efisiensi. “Ya alhamdulillah ya, kita rumah sakit jantung darah ini sejak 2020 kita sudah mengirim tenaga selain dokter juga perawat. Perawat ini adalah perawat-perawat yang sudah terlatih, dan memiliki kompetensi lanjut,” kata dr. Sjarif.
Berkat kesiapan SDM dan peralatan Cathlab canggih, prosedur pemasangan ring jantung itu sendiri hanya memerlukan waktu yang relatif singkat. Menurut dr. Sjarif, tindakan inti hanya membutuhkan waktu sekitar 5 hingga 15 menit saja, sebuah kecepatan yang vital untuk meminimalisir risiko komplikasi dan mempercepat pemulihan pasien regional. (red)








