JAKARTA – PT Jasa Raharja kembali menjadi tuan rumah IFG Legal Forum, forum diskusi strategis tahunan yang menghadirkan para praktisi hukum internal dari seluruh entitas anggota IFG Holding. Acara ini berlangsung pada Rabu (18/6) di Kantor Pusat Jasa Raharja, Jakarta, dengan mengangkat tema sentral ‘Tantangan Integritas dan Kewaspadaan dalam Opini Hukum: Peran In-House Counsel’.
Forum ini digelar dengan tujuan utama memperkuat pemahaman para in-house counsel terkait risiko hukum dalam pemberian opini hukum korporasi. Selain itu, forum ini juga mendorong penerapan prinsip kehati-hatian dan integritas dalam setiap pengambilan keputusan. Kegiatan ini diikuti secara luring dan daring oleh perwakilan dari 12 entitas di bawah IFG Holding, termasuk PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero), PT Askrindo, PT Jamkrindo, PT Jasindo, IFG Life, Bahana Sekuritas, dan PT Jasa Raharja Putera.
Plt. Direktur Utama Jasa Raharja, Rubi Handojo, menegaskan bahwa pelaksanaan Legal Forum 2025 ini bukan sekadar agenda tahunan. “Ini adalah bentuk komitmen berkelanjutan kami terhadap penguatan fungsi hukum di lingkungan perusahaan negara,” ujarnya.
Rubi menambahkan, “Forum ini adalah wadah strategis untuk memperkuat kapasitas dan integritas para in-house counsel, yang dalam praktiknya berperan sangat penting dalam menjaga arah kebijakan perusahaan tetap berada dalam koridor hukum. Bagi Jasa Raharja sendiri, forum ini menjadi bagian dari upaya menciptakan budaya hukum yang kuat dan akuntabel, sejalan dengan nilai-nilai tata kelola perusahaan yang baik.”
Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko Jasa Raharja, Harwan Muldidarmawan, berharap penuh agar para peserta dapat memanfaatkan forum ini untuk memperkaya wawasan. “Saya berharap pada pertemuan hari ini, kita bisa mendapatkan pandangan dan masukan dari para narasumber yang kredibel. Pandangan mereka tentunya akan memperkaya dan menjadi langkah penguatan mitigasi profesi in-house counsel, serta menghindari kita dari risiko-risiko yang ada,” kata Harwan.
Forum ini menghadirkan dua narasumber utama yang sangat kompeten: Dr. Neva Sari Susanti, SH, M.Hum., Koordinator pada Direktorat D Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum, dan Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH, M.H., mantan Ketua Mahkamah Konstitusi RI periode 2003–2008.
Dr. Neva Sari Susanti dalam pemaparannya mengupas tuntas dasar yuridis pertanggungjawaban pidana terhadap in-house counsel, termasuk pembahasan actus reus (perbuatan) dan mens rea (niat). “Jika seorang in-house counsel memberikan opini hukum yang terbukti menutupi atau justru mendorong pelanggaran hukum, maka itu bisa menjadi dasar dakwaan,” tegas Dr. Neva. Ia menekankan pentingnya menjaga dokumentasi dan teguh pada prinsip integritas hukum.
Sementara itu, Prof. Jimly Asshiddiqie menyoroti pentingnya rule of law dan tantangan budaya birokrasi yang masih feodal. Ia mendorong in-house counsel untuk berani menjadi penyeimbang, bukan sekadar mengikuti tekanan atasan. “In-house counsel yang baik itu bukan tukang stempel. Mereka harus menjadi tukang rem, penjaga profesionalisme dan etika hukum di tengah tekanan bisnis. Profesionalitas itulah kunci perlindungan hukum,” pungkas Prof. Jimly.
IFG Legal Forum ini menjadi bagian dari komitmen Jasa Raharja dalam membangun kapasitas sumber daya hukum di lingkungan IFG Holding. Dengan diskusi yang mendalam dan reflektif, forum ini diharapkan mampu memperkuat mitigasi risiko hukum, sekaligus memperkokoh posisi in-house counsel sebagai garda terdepan dalam mewujudkan tata kelola perusahaan yang patuh hukum dan berintegritas.**
