Menjangkau Rakyat, Menekan Laju Inflasi: Gerakan Pangan Murah Serentak di Sultra
KENDARI – Inflasi. Satu kata itu menjadi momok bagi daya beli masyarakat, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Di Sulawesi Tenggara, gejolak harga pangan sempat membuat inflasi tahunan per Juli 2025 mencapai 3,72 persen, menempatkan provinsi ini di posisi kelima penyumbang inflasi nasional.
Merespons kondisi itu, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Pemprov Sultra) menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM) serentak di delapan kabupaten dan kota, sebuah strategi yang diklaim Gubernur sebagai intervensi harga berbasis data.
Gubernur Sultra, Mayjen TNI Purn. Andi Sumangerukka, dalam sambutannya menegaskan GPM bukan sekadar pasar murah. “Ini adalah strategi intervensi harga yang berbasis data dan analisis kebutuhan nyata di lapangan,” kata ASR, sapaan akrab Gubernur Andi Sumangerukka.
Menurutnya, negara harus hadir untuk menjamin ketersediaan pangan yang terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat, khususnya kelompok rentan. “Dampaknya harus dirasakan langsung oleh mereka yang paling mendasar, di desa dan kecamatan,” ujarnya.
Dalam GPM kali ini, berbagai komoditas pokok dan hortikultura disediakan dengan harga jauh di bawah pasar.
Beras SPHP dijual Rp 58.000 per 5 kg dari stok Bulog yang masih menyimpan 1,3 juta ton. Minyak Kita dihargai Rp 15.000 per liter, dan gula Rp 17.500 per kg.
Komoditas lain seperti cabai rawit Rp 25.000 per kg dan tomat Rp 9.000 per kg juga ikut meramaikan penjualan.
Apresiasi khusus datang dari Gubernur saat meninjau salah satu stan Dinas Perkebunan dan Hortikultura. Didampingi Walikota Kendari, Siska Karina Imran, ia menemukan Al Hanan Farm menjual telur ayam ras ukuran besar seharga Rp 50.000 per rak. “Ini yang saya tunggu,” ujar Gubernur, menggarisbawahi pentingnya peran distributor yang berani menjual komoditas dengan harga terjangkau.
Upaya serupa juga dilaporkan oleh Pemerintah Kota Kendari. Walikota Siska Karina Imran memaparkan, Pemkot telah melakukan GPM sebanyak 66 kali sejak Februari hingga September 2025.
Selain itu, 111 kios pangan digital telah disebar di seluruh kecamatan dan kelurahan untuk memudahkan akses warga. “Inflasi Kota Kendari per Agustus 2025 berada di angka 2,31 persen,” kata Siska, mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS). Angka itu menempatkan Kendari sebagai daerah dengan inflasi terendah di Provinsi Sulawesi Tenggara.
Menurutnya, harga komoditas makanan di kota itu relatif stabil, dengan sedikit kenaikan pada ikan dan udang.
ASR berharap GPM ini tidak hanya menjadi kegiatan sesaat. Ia mendesak para bupati dan wali kota untuk mengintegrasikan program ini dengan program lain, seperti bantuan sosial dan pemberdayaan petani, agar dampaknya meluas dan merata. (red)