KENDARI – Komitmen Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Pemprov Sultra) di bawah kepemimpinan Mayjen TNI (Purn) Andi Sumangerukka terhadap kedaulatan dan keamanan nasional tak perlu diragukan.
Sultra kini tidak hanya dikenal sebagai lumbung komoditas, tetapi juga sebagai titik strategis penguatan pertahanan di Indonesia bagian timur.
Dua inisiatif besar TNI yang tengah berjalan di Bumi Anoa, yaitu pembangunan Markas Batalyon Infanteri dan penempatan satuan elit Komando Pasukan Khusus (Kopassus), menjadi bukti nyata sinergi yang kuat antara pusat dan daerah.
Pembangunan Batalyon Infanteri Teritorial Pembangunan (Yonif TP) 823/Raja Wakaaka di Kota Baubau, yang telah mencapai progres 70 persen, menegaskan percepatan pembangunan infrastruktur pertahanan.
Satuan ini dirancang unik dengan peran ganda: selain sebagai kekuatan tempur, juga sebagai pendorong pembangunan ekonomi masyarakat melalui kompi-kompi spesialis (Konstruksi, Perikanan, Pertanian, dan Peternakan).
Langkah ini menunjukkan bahwa pembangunan pertahanan di Sultra berjalan seiring dengan penguatan ekonomi kerakyatan, selaras dengan visi Pemprov untuk menciptakan wilayah yang stabil dan mandiri.
Dukungan Penuh dari Pusat, Kunjungan Menhan RI Komitmen ini semakin ditegaskan dengan kunjungan kerja Menteri Pertahanan Republik Indonesia (Menhan RI) Jenderal TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin ke Kota Baubau, pada Selasa (4/11/2025).
Kedatangan Menhan dan rombongan disambut langsung oleh Gubernur Sultra Mayjen TNI (Purn) Andi Sumangerukka, didampingi Wali Kota Baubau Yusran Fahim, serta jajaran Forkopimda dan pejabat TNI lainnya seperti Wakil Panglima TNI Jenderal Tandyo Budi Revita, Wakasad Letjen TNI Muhammad Saleh, Pangdam XIV/Hasanuddin Mayjen TNI Bangun Nawoko, dan Danrem 143/Halu Oleo Brigjen TNI R. Wahyu Sugiarto.
Kunjungan ini dilakukan dalam rangka meninjau langsung progres pembangunan Yonif 823/Raja Wakaaka di Kelurahan Kaisabu Baru dan Marshalling Area sementara di eks RSUD dan Gedung Pancasila. Menhan mengungkapkan bahwa progres pangkalan utama telah mencapai sekitar 70 persen dan ditargetkan rampung pada akhir tahun 2025.
Kunjungan kerja ini diharapkan semakin memperkuat koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah dalam mendukung pembangunan pertahanan serta menjaga stabilitas keamanan di kawasan Indonesia bagian timur.
Salah satu terobosan besar yang diinisiasi Pemprov Sultra adalah kesiapan menjadi Markas Komando (Mako) Grup 5 Kopassus. Sultra telah menyiapkan lahan seluas 200 hektar di Kabupaten Konawe Selatan untuk menampung satuan elit kebanggaan bangsa ini.
Gubernur Andi Sumangerukka memiliki pandangan visioner terkait penempatan Kopassus di Sultra,
“Lokasi Sultra sangat strategis untuk mendukung tugas-tugas Kopassus dalam menjaga stabilitas wilayah kepulauan dan mengamankan sumber daya alam. Kami menyiapkan lahan dan dukungan penuh sebagai wujud nyata dukungan daerah terhadap TNI,” ujar Gubernur.
Penempatan Grup 5 Kopassus yang direncanakan mulai dibangun pada Awal 2026 ini menunjukkan kepercayaan tinggi pimpinan TNI terhadap posisi Sultra. Keberadaan Kopassus di Konawe Selatan akan menjamin mobilitas cepat dan kesiapsiagaan tinggi untuk menghadapi segala ancaman di seluruh kawasan Sulawesi dan Indonesia Timur.
Keberadaan Yonif 725/Woroagi yang telah lama hadir di Konawe Selatan, kini diperkuat oleh kehadiran Yonif 823 dan rencana pembangunan Grup 5 Kopassus. Ini menjadikan Sultra sebagai hub pertahanan yang komprehensif.
Sinergi yang ditunjukkan Pemprov Sultra dalam memfasilitasi pembangunan markas-markas strategis ini membuktikan komitmen daerah tidak hanya pada pembangunan fisik dan ekonomi, tetapi juga pada pilar kedaulatan negara.
Melalui kerja sama yang erat ini, Sultra menegaskan posisinya sebagai wilayah yang stabil, aman untuk investasi, dan siap berkontribusi maksimal dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di garda terdepan. (ADV)
