KONAWE SELATAN, – Direktorat Intelijen dan Keamanan (Ditintelkam) Polda Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar silaturahmi dengan tokoh masyarakat di Kecamatan Angata, Kabupaten Konawe Selatan. Kegiatan yang berlangsung hangat di rumah salah satu warga pada Kamis (24/7) ini menjadi upaya preventif Polri untuk meredam potensi konflik sosial terkait sengketa lahan antara warga dan perusahaan yang belakangan menjadi sorotan.
Pendekatan ini merupakan bagian dari komitmen Ditintelkam Polda Sultra dalam menjaga stabilitas keamanan wilayah. Kecamatan Angata sendiri dalam beberapa waktu terakhir menjadi perhatian khusus menyusul munculnya permasalahan sengketa lahan, yang dikhawatirkan dapat memicu gesekan di tengah masyarakat.
Kasubdit IV Ditintelkam Polda Sultra, AKBP Selphanus Eko WN, A.Md.Par., S.M., M.M., dalam keterangannya menggarisbawahi peran vital masyarakat, khususnya pemuda, dalam menjaga stabilitas dan mencegah isu provokatif. “Kami sangat mengapresiasi peran aktif tokoh-tokoh muda di Kecamatan Angata yang terus mengimbau masyarakat untuk tidak mudah terpancing oleh isu-isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan,” ujar Selphanus.
Pentingnya menjaga situasi kondusif juga disampaikan oleh salah satu tokoh pemuda setempat, Yusrim, S.Sos. Ia secara tegas mengajak seluruh masyarakat Konawe Selatan, terutama di Angata, untuk bersama-sama menjaga keamanan lingkungan. “Jangan mudah percaya pada informasi hoaks yang dapat memecah belah,” imbaunya.
Silaturahmi ini dinilai sebagai momentum strategis untuk membangun jejaring sosial yang kuat antara aparat keamanan dan masyarakat lokal. Pendekatan humanis seperti ini terbukti efektif dalam meredakan ketegangan dan membuka ruang dialog yang konstruktif di tengah situasi yang berpotensi konflik.
Dalam suasana keakraban, berbagai persoalan dan kekhawatiran masyarakat atas konflik yang terjadi disampaikan secara terbuka. Ditintelkam Polda Sultra mencatat seluruh aspirasi tersebut sebagai bahan analisis untuk tindak lanjut yang lebih bijak dan solutif ke depannya.
Kegiatan ini merepresentasikan pendekatan soft power Polri yang tidak hanya mengandalkan penegakan hukum, tetapi juga mengedepankan komunikasi, dialog, dan kemitraan sosial sebagai instrumen utama dalam menciptakan rasa aman. Di tengah arus informasi yang rentan disinformasi, pendekatan ini menjadi semakin relevan dan penting untuk membangun kemitraan antara polisi dan masyarakat.
Ditintelkam Polda Sultra memastikan akan terus membangun komunikasi aktif dengan semua elemen masyarakat. Harapannya, Kecamatan Angata dan wilayah sekitarnya dapat terus kondusif, aman, dan menjadi teladan bagi penyelesaian konflik yang berlandaskan musyawarah serta semangat persaudaraan. **
