KENDARI, – Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) terus mematangkan persiapan menjelang perhelatan akbar Seleksi Tilawatil Quran dan Hadis (STQH) Nasional XXVIII Tahun 2025. Tahapan krusial terbaru adalah pematangan peran Liaison Officer (LO) sebagai garda terdepan pelayanan.
Rapat Pembekalan LO yang diikuti ratusan peserta resmi dibuka oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Sultra, Drs. H. Asrun Lio, M.Hum., Ph.D., di Hotel Zahra Kendari, Selasa (30/9/2025). Para LO ini akan bertugas melayani tamu VVIP, panitia pusat, dewan hakim, hingga kafilah dari seluruh provinsi di Indonesia.

Dalam sambutannya, Sekda Asrun Lio menegaskan bahwa peran LO sangat krusial dan melampaui tugas administratif. LO adalah penghubung utama yang menentukan kesan pertama para tamu terhadap Sultra sebagai tuan rumah.
“Alhamdulillah kita telah sampai pada tahapan ini. Insyaallah mulai tanggal 8 Oktober tamu-tamu kita akan berdatangan, dan puncak kegiatan pembukaan akan berlangsung pada 11 Oktober. Oleh karena itu, peran LO sangat krusial untuk memastikan penerimaan tamu dapat dikemas dengan baik,” ujar Asrun Lio, seraya menekankan pentingnya mempertahankan reputasi Sultra sebagai tuan rumah yang selalu memberikan pelayanan terbaik.
Tiga Kategori dan Etika Budaya
Sekda menjelaskan, para LO terbagi dalam tiga kategori utama:
- LO VVIP/VIP (melayani tamu kementerian/lembaga pusat).
- LO Panitia Pusat dan Dewan Hakim.
- LO Kafilah.
Asrun Lio secara khusus mengingatkan LO untuk menguasai informasi lokasi, termasuk Venue utama di eks MTQ Kendari, dan memahami tugasnya secara mendalam. Selain itu, aspek etika komunikasi dan penyesuaian budaya menjadi perhatian utama, mengingat latar belakang tamu yang beragam.
“Sikap profesional dan penyesuaian budaya menjadi kunci pelayanan LO. Kalau orang dari daerah tertentu berbicara keras, jangan langsung disalahartikan. Volume suara kita harus diatur,” pesannya.
Duta Wisata dan Syiar Al-Qur’an
Lebih dari sekadar pelayan, Sekda menekankan bahwa LO juga mengemban tugas sebagai duta wisata Sultra. Para LO harus aktif mempromosikan potensi daerah, mulai dari wisata alam, budaya, hingga kekayaan kuliner lokal seperti sinonggi, kasuami, dan kabuto.
Di akhir sambutannya, Asrun Lio mengingatkan agar tugas pelayanan ini dijalankan dengan ketulusan dan keikhlasan, menjadikannya sebagai bagian dari syiar Al-Qur’an dan hadis.
“Niatkan semua ini untuk mencari pahala, sekaligus menjadi bagian dari syiar Al-Qur’an dan hadis. Dengan begitu, kita juga mengangkat martabat Provinsi Sulawesi Tenggara di tingkat nasional,” pungkasnya, berharap momentum STQH ini dapat mempererat ukhuwah Islamiyah, wathaniyah, maupun insaniyah. (ADV)










