Ekobis

Anjlok! Penjualan Rumah Tipe Kecil Ikut Loyo, Mimpi Punya Rumah Kian Jauh?

211
×

Anjlok! Penjualan Rumah Tipe Kecil Ikut Loyo, Mimpi Punya Rumah Kian Jauh?

Sebarkan artikel ini

Kendari, — Kabar kurang menggembirakan datang dari pasar properti Tanah Air. Penjualan rumah primer di Indonesia mengalami penurunan signifikan pada triwulan II 2025.

Berdasarkan survei Bank Indonesia (BI), penjualan anjlok sebesar 3,80 persen (yoy), berbalik arah dari triwulan sebelumnya yang sempat tumbuh 0,73 persen (yoy).

Penurunan ini merata di semua tipe rumah. Penjualan rumah tipe kecil melambat drastis, hanya tumbuh 6,70 persen (yoy) dari 23,75 persen pada triwulan I.

Situasi serupa dialami rumah tipe besar yang anjlok 14,95 persen (yoy) dan rumah tipe menengah yang melorot 17,69 persen (yoy) dari sebelumnya 35,76 persen (yoy).

Menurut BI, lesunya penjualan ini dipicu oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah kenaikan harga bahan bangunan yang memengaruhi biaya pembangunan.

Selain itu, masalah perizinan atau birokrasi yang rumit, kenaikan suku bunga KPR, proporsi uang muka yang tinggi, hingga masalah perpajakan juga turut menjadi biang kerok anjloknya penjualan properti.

 

Meski penjualan melemah, harga rumah primer justru terus merangkak naik. Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) pada triwulan II 2025 secara tahunan naik 1,07 persen.

Kenaikan harga ini terjadi di semua segmen. Rumah tipe menengah memimpin dengan kenaikan 1,25 persen (yoy), diikuti rumah tipe kecil (1,04 persen yoy) dan tipe besar (0,70 persen yoy).

Dari 18 kota yang disurvei BI, 14 kota menunjukkan perlambatan pertumbuhan harga, sementara tiga kota mengalami peningkatan, dan satu kota stabil.

Perlambatan terbesar terjadi di Pekanbaru (1,67 persen) dan Surabaya (0,44 persen).

Sebaliknya, Banjarmasin (2,25 persen), Semarang (0,96 persen), dan Makassar (0,17 persen) menjadi kota-kota dengan pertumbuhan harga properti yang positif.

Sementara itu, Yogyakarta tercatat stabil dengan IHPR di angka 0,84 persen.

Lagi Viral, Baca Juga  Promo Spesial Arisan: Makan Enak, Tempat Gratis, Musik Asyik di Claro Kendari!

Dari sisi pembiayaan, para pengembang masih sangat mengandalkan dana internal mereka, dengan persentase mencapai 78,36 persen.

Sumber pendanaan lain yang digunakan adalah pinjaman perbankan dan pembayaran dari konsumen.

Sementara itu, konsumen masih memilih KPR sebagai metode pembiayaan utama, dengan persentase 73,6 persen.

Pembayaran tunai bertahap dan tunai penuh juga digunakan, meskipun porsinya tidak sebesar KPR. (Re)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com
error: Content is protected !!