Ekobis

Potret Lesunya Pasar Properti: Developer Susah Jual, Konsumen Sulit Beli

120
×

Potret Lesunya Pasar Properti: Developer Susah Jual, Konsumen Sulit Beli

Sebarkan artikel ini

JAKARTA,  – Penjualan properti residensial baru di Indonesia mengalami kemerosotan signifikan pada kuartal II 2025.

Data dari Bank Indonesia (BI) menunjukkan, penjualan di pasar primer terkontraksi 3,80% secara tahunan, membalikkan tren pertumbuhan yang sempat terjadi pada kuartal sebelumnya.

Anjloknya penjualan ini tak lepas dari melemahnya daya beli masyarakat, yang diperparah oleh berbagai faktor seperti kenaikan harga bahan bangunan hingga tingginya uang muka Kredit Pemilikan Rumah (KPR).

Menurut Ramdan Denny Prakoso, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, lesunya penjualan ini merata di semua segmen properti. “Penjualan unit properti residensial di pasar primer terkontraksi 3,80% secara tahunan,” ujar Ramdan dalam siaran pers yang diterima Rabu (6/8).

Ia menambahkan, situasi ini berbanding terbalik dengan kondisi pada kuartal I 2025, di mana penjualan properti residensial masih sempat tumbuh 0,73% secara tahunan.

Penurunan daya beli masyarakat menjadi sorotan utama dalam lesunya pasar properti. Calon pembeli seperti Ahmad, seorang karyawan swasta yang berencana membeli rumah pertamanya, merasa keberatan dengan beban finansial yang ada.

“Saya sudah menabung bertahun-tahun, tapi tetap saja uang muka yang diminta bank sangat besar. Belum lagi suku bunga KPR yang juga tinggi, membuat cicilan bulanan jadi terasa berat,” keluhnya.

Menurutnya, hal ini membuat mimpinya memiliki rumah terasa semakin jauh. Bukan hanya uang muka, pajak pembelian properti juga menambah beban.

“Semua biaya itu kalau ditotal jadi sangat besar. Kami yang berpenghasilan pas-pasan jadi mikir berulang kali untuk ambil cicilan KPR,” tambah Ahmad.

Melemahnya daya beli ini berdampak pada semua segmen properti, dari yang paling terjangkau hingga yang mewah.

Rumah tipe kecil yang sebelumnya menjadi motor pertumbuhan, kini hanya tumbuh 6,70% secara tahunan pada kuartal II 2025. Angka ini jauh berbeda dari pertumbuhan yang mencapai 23,75% pada kuartal I 2025.

Lagi Viral, Baca Juga  Pegadaian Catat Harga Emas Turun, Cek Daftar Lengkapnya di Sini

Sementara itu, penjualan rumah tipe menengah juga mengalami koreksi sebesar 17,69%, dan penjualan rumah tipe besar terkontraksi 14,95% secara tahunan.

Berdasarkan survei BI, sejumlah tantangan utama yang menghambat penjualan properti memang didominasi oleh isu-isu yang berkaitan langsung dengan daya beli masyarakat, seperti kenaikan harga bahan bangunan, suku bunga KPR yang tinggi, dan proporsi uang muka yang memberatkan.

Hal ini menunjukkan pentingnya kebijakan yang dapat meringankan beban finansial calon pembeli agar sektor properti kembali bergairah. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com
error: Content is protected !!