KENDARI, — Kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) semester pertama tahun 2025 di tiga kabupaten di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menunjukkan hasil yang beragam. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPK) Kementerian Keuangan per Juli 2025, Kabupaten Konawe Selatan dan Kabupaten Konawe mencatatkan surplus, sementara Kabupaten Konawe Utara mengalami defisit.
Kabupaten Konawe Utara, yang dikenal sebagai penghasil logam nikel dengan cadangan mencapai 47,75 juta ton, justru mengalami defisit sebesar Rp12,78 miliar. Tercatat, total belanja mencapai Rp518,63 miliar (34,69% dari pagu Rp1,4 triliun), lebih besar dari total pendapatan yang hanya Rp505,85 miliar. Pendapatan terbesar daerah ini berasal dari Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) dari pemerintah pusat sebesar Rp480 miliar.
Berbeda dengan Konawe Utara, Kabupaten Konawe Selatan yang beribu kota di Andoolo mencatatkan surplus signifikan sebesar Rp136,91 miliar. Belanja daerah tercatat sebesar Rp743,96 miliar (41,99% dari pagu Rp1,7 triliun), jauh lebih kecil dibandingkan pendapatan yang mencapai Rp880,87 miliar. Seperti Konawe Utara, pendapatan terbesar Konawe Selatan juga disokong oleh TKDD sebesar Rp805 miliar.
Kinerja keuangan positif juga dicatatkan oleh Kabupaten Konawe, yang dikenal sebagai lumbung beras Sultra. Daerah ini mengalami surplus sebesar Rp123,24 miliar. Belanja daerah di kabupaten yang beribu kota di Unaaha ini mencapai Rp753,85 miliar (41,42% dari pagu Rp1,8 triliun), sementara pendapatannya menyentuh angka Rp877,09 miliar. Pendapatan terbesar Kabupaten Konawe juga berasal dari TKDD sebesar Rp641 miliar. **