BANYUWANGI, — Musibah tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di perairan Selat Bali pada Rabu (2/7) lalu menyisakan duka mendalam. Namun, kecepatan penanganan santunan bagi para korban patut diapresiasi. Hingga Sabtu (6/7), Jasa Raharja mengonfirmasi bahwa enam korban meninggal dunia dalam kecelakaan tersebut telah menerima total santunan sebesar Rp125 juta per orang.
Plt. Direktur Utama Jasa Raharja, Rubi Handojo, menjelaskan bahwa pihaknya langsung bergerak cepat sejak awal kejadian. “Kami menyampaikan duka cita mendalam atas musibah ini. Sejak awal kejadian, tim Jasa Raharja langsung bergerak cepat dan aktif di Pos Terpadu Banyuwangi dan Ketapang untuk melakukan pendataan identitas korban serta ahli waris yang sah,” ujar Rubi.
Kehadiran Jasa Raharja di lokasi kejadian, bahkan mendampingi kunjungan Wakil Presiden Republik Indonesia Gibran Rakabuming Raka di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, pada Sabtu (6/7) pagi, menjadi bukti komitmen negara dalam memberikan perlindungan dasar. Rubi menambahkan, “Secara paralel, kami juga mulai melakukan pendataan awal untuk mengetahui status korban, domisili, serta ahli waris yang berhak, agar proses penyerahan santunan dapat berjalan cepat dan tepat ketika masa pencarian dinyatakan selesai.”
Setiap ahli waris korban meninggal dunia telah menerima santunan dasar sebesar Rp50 juta dari Jasa Raharja sesuai ketentuan yang berlaku. Selain itu, KMP Tunu Pratama Jaya juga memiliki perlindungan tambahan dari Jasaraharja Putera, anak perusahaan Jasa Raharja, yang memberikan manfaat tambahan sebesar Rp75 juta. Dengan demikian, setiap ahli waris korban menerima total santunan senilai Rp125 juta.
Rubi juga menekankan pentingnya sinergi antarinstansi dalam penanganan musibah ini. “Kehadiran kami hari ini adalah bentuk nyata dari komitmen negara dalam melindungi masyarakat. Kami juga terus berkoordinasi dengan seluruh pihak terkait agar proses penanganan korban dan pemberian santunan dapat dilakukan secepat dan seakurat mungkin,” pungkasnya.
Jasa Raharja menyampaikan apresiasi tinggi kepada seluruh pihak yang terlibat dalam penanganan darurat ini, termasuk Basarnas, TNI, Polri, ASDP Ketapang dan Gilimanuk, serta KNKT, atas kerja keras dan dedikasi mereka sejak hari pertama kecelakaan terjadi. **