TEL AVIV – Sebuah fakta mengejutkan terungkap: Israel diam-diam memohon Amerika Serikat (AS) untuk bergabung dalam perang melawan Iran. Permohonan ini memicu keraguan serius akan kemampuan militer Zionis dalam menghadapi musuhnya sendiri.
Menurut laporan Axios yang mengutip pejabat Israel dan Amerika, permohonan rezim Zionis diajukan dalam waktu 48 jam sejak perang dimulai pada hari Jumat. Namun, Washington tampaknya tidak mempertimbangkan untuk terjun langsung dalam konflik melawan Teheran saat ini.
Israel, dalam laporannya, juga dilaporkan mencari bantuan Amerika terutama untuk menghancurkan situs pengayaan uranium bawah tanah Fordo milik Iran. Situs ini disinyalir berada di luar jangkauan kemampuan militer Zionis untuk dihancurkan secara mandiri.
Seorang pejabat senior Gedung Putih yang berbicara secara anonim kepada Axios menyatakan, “Apa pun yang terjadi, serangan Israel terhadap Iran tidak dapat dicegah.” Namun, pejabat tersebut menambahkan, “Tetapi kami memiliki kemampuan untuk menegosiasikan penyelesaian damai yang berhasil untuk konflik ini jika Iran bersedia. Cara tercepat bagi Iran untuk mencapai perdamaian adalah dengan menghentikan program senjata nuklirnya.”
Laporan lain dari Wall Street Journal menyebutkan bahwa pasukan Amerika Serikat turut aktif menghalau rudal-rudal Iran melalui darat, udara, dan laut. Jet tempur, kapal perusak Angkatan Laut, serta sistem pertahanan udara berbasis darat diaktifkan untuk mempertahankan Israel bahkan sebelum serangan balasan Iran dimulai.
Sementara itu, jumlah korban tewas di pihak Israel hingga Minggu (15/6/2025) telah bertambah menjadi 8 orang, dengan lebih dari 200 lainnya terluka, dan sekitar 35 orang dinyatakan hilang akibat gelombang serangan rudal dan drone Iran. Di sisi lain, laporan mengindikasikan ratusan orang tewas di pihak Iran, termasuk para jenderal teratas dan sejumlah ilmuwan nuklir.
Seorang pejabat Zionis Israel mengatakan kepada Wall Street Journal bahwa Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei tidak akan luput dari serangan Israel. Ia mengisyaratkan bahwa tujuan Israel bukan hanya menghancurkan program nuklir, tetapi juga menghancurkan badan komando dan militer rezim Iran.
Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengirim peringatan keras kepada Khamenei. “Diktator Iran mengubah warga Iran menjadi sandera dan menciptakan realitas di mana mereka—terutama penduduk Teheran—akan membayar harga yang mahal atas serangan kriminal terhadap warga sipil Israel,” kata Katz. “Jika Khamenei terus menembakkan rudal ke garis depan Israel—Teheran akan terbakar,” imbuhnya.
Pada Minggu dini hari, Katz menulis di X (sebelumnya Twitter): “Teheran terbakar.” Unggahan Katz ini menyusul serangan udara lanjutan Israel, yang kali ini menargetkan depot minyak di Teheran. (red)