Peristiwa

Kontroversi Dinkes Kendari: Penolakan Pasien Darurat, Berdalih Korban Tak Sabar

283
×

Kontroversi Dinkes Kendari: Penolakan Pasien Darurat, Berdalih Korban Tak Sabar

Sebarkan artikel ini

Kendari, – Di tengah sorotan publik atas insiden penolakan pasien korban pembacokan, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Kendari justru mengeluarkan pernyataan yang terkesan membela Rumah Sakit Santa Anna Kendari.

Sikap ini menuai kritik karena dianggap kurang empatik terhadap korban dan cenderung melindungi pihak rumah sakit swasta tersebut.

Dilansir dari Telisik, Klkasus bermula ketika seorang korban pembacokan di Jembatan Teluk Kendari, yang berada dalam kondisi kritis, disebut-sebut ditolak oleh RS Santa Anna.

Keluarga korban lantas membopong pasien ke rumah sakit lain untuk mendapatkan pertolongan.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Kendari, Hasria, menanggapi insiden yang viral itu dengan nada yang mengejutkan.

“Boleh lah kita sarankan Rumah Sakit Santa Anna bersikap lebih responsif, tapi kita juga tidak boleh menyalahkan mereka,” ujar Hasria, Rabu (28/5/2025).

Ia menambahkan, “Mungkin mereka (korban) tidak sabaran menurut saya, langsung dibopong ke RS Abunawas.”

Pernyataan ini sontak menuai kecaman karena dianggap mengesampingkan kondisi darurat yang dialami korban.

Hasria juga menyebutkan kemungkinan saat kejadian pihak rumah sakit sedang mengurus ambulans, dan evaluasi tidak hanya akan dilakukan terhadap RS Santa Anna, tetapi juga menyeluruh kepada seluruh rumah sakit di Kota Kendari.

Namun, penjelasan dari Dinkes ini bertolak belakang dengan keterangan keluarga korban.

Menurut informasi yang dihimpun, pihak RS Santa Anna beralasan sopir ambulans sedang tidak bertugas, sehingga tidak ada layanan darurat yang bisa diberikan saat itu.

Kasus ini memunculkan pertanyaan besar mengenai kesiapsiagaan rumah sakit swasta dalam menghadapi situasi darurat, khususnya pada kasus kriminal yang membutuhkan penanganan cepat.

Terkait pembiayaan pengobatan, Hasria menjelaskan bahwa kasus kriminal memang tidak ditanggung oleh BPJS Kesehatan.

Meski demikian, ia menegaskan bahwa Wali Kota Kendari telah memerintahkan penyediaan anggaran khusus untuk membantu korban kekerasan, mengingat maraknya kasus kriminalitas di Kota Kendari.

Lagi Viral, Baca Juga  Geram Banjir Tak Berkesudahan, Warga Puri Taman Kendari Kompak Mogok Bayar Cicilan ke Bank BTN Syariah!

Respons berbeda datang dari Anggota DPRD Kota Kendari, Rajab Djinik. Ia mengecam keras insiden penolakan pasien oleh RS Santa Anna, menilai hal tersebut sebagai “kekeliruan besar dalam sistem pelayanan kesehatan.”

“Saya pikir ini kekeliruan jika ada rumah sakit, walaupun swasta, tidak melayani korban darurat, apalagi korban yang sangat membutuhkan pertolongan. SOP rumah sakit tidak boleh seperti ini,” tegas Rajab kepada Telisik.id.

Rajab menekankan bahwa rumah sakit, baik swasta maupun negeri, memiliki tanggung jawab moral dan profesional untuk memberikan pelayanan medis terhadap pasien dalam kondisi gawat darurat.

Hingga berita ini ditayangkan, pihak manajemen RS Santa Anna Kendari belum memberikan pernyataan resmi terkait kejadian penolakan terhadap pasien korban pembacokan tersebut. (Telisik)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com
error: Content is protected !!