Konawe Utara, – Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Konawe Utara (Konut), AKBP Rico Fernanda, mengimbau seluruh masyarakat di wilayahnya untuk mengandangkan hewan ternak mereka. Imbauan ini menyusul penemuan bangkai sapi di Kelurahan Wanggudu, Kecamatan Asera, Kabupaten Konawe Utara, pada Kamis (8/5/2025) lalu.
Kapolres Konut menegaskan bahwa kebiasaan membiarkan hewan ternak berkeliaran tanpa pengawasan dapat membuka celah dan memicu terjadinya tindak pidana pencurian.
“Kami dari Polres Konawe Utara mengimbau kepada warga yang mempunyai hewan ternak di jalan agar membuat kandang. Karena disinyalir hewan-hewan ternak yang dilepas di jalan, kemudian tidak dimasukkan ke dalam kandang sehingga mengakibatkan timbulnya niat kejahatan dari pelaku kejahatan,” ujar AKBP Rico Fernanda pada Kamis (15/5/2025).
Lebih lanjut, Kapolres menjelaskan bahwa seringkali niat pelaku pencurian timbul karena adanya kesempatan. Hewan ternak yang dibiarkan berkeliaran di malam hari tanpa adanya penjagaan, menurut AKBP Rico Fernanda, menjadi pemicu utama terjadinya aksi pencurian.
“Yang pada awalnya tidak mau melakukan pencurian, namun ketika pada malam hari melihat hewan ternak tersebut berkeliaran menimbulkan niat untuk melakukan pencurian,” imbuhnya.
AKBP Rico Fernanda mengungkapkan bahwa pihaknya telah menerima laporan terkait penemuan bangkai sapi tersebut. Namun, ia juga menyebutkan adanya beberapa temuan serupa lainnya yang tidak dilaporkan kepada pihak kepolisian.
Meskipun demikian, Polres Konawe Utara menyatakan akan terus meningkatkan kegiatan patroli, termasuk menyasar jalur-jalur rawan yang berada di luar wilayah permukiman warga.
“Kami dari Polres Konawe Utara selalu melaksanakan patroli, dan kami akan meningkatkan patroli dengan melakukan mobile ke tempat-tempat yang dirasa rawan terjadinya tindak pidana pencurian,” tegas AKBP Rico Fernanda.
“Awalnya kami fokus pada tempat-tempat pemukiman masyarakat kemudian objek vital, kami laksanakan patroli di sana baik pagi, siang, dan malam,” tambahnya.
Kapolres Konut juga menyoroti kebiasaan sebagian masyarakat yang masih membiarkan hewan ternak mereka berkeliaran bebas tanpa pengawasan, terutama di sepanjang jalan poros Konawe Utara. “Pada umumnya masyarakat di Konawe Utara ini melepas hewan ternaknya tanpa diawasi,” ucapnya.
Terkait penemuan bangkai sapi, AKBP Rico Fernanda mengaku belum dapat memastikan penyebab pasti kematian hewan tersebut. Hal ini dikarenakan kondisi bangkai sapi yang ditemukan hanya berupa isi perut yang tercecer. “Kalau untuk diracun kami belum tahu karena hanya meninggalkan bekas isi perut,” tutupnya. (red)