Kendari, Kompas – Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Mayjen TNI (Purn) Andi Sumangerukka secara resmi membuka Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Sultra Tahun 2025 di Hotel Claro Kendari, Jumat (31/10/2025). Acara ini menandai momentum konsolidasi program kerja untuk memperkuat sektor kerajinan lokal berbasis ekonomi kreatif.
Mengusung tema “Pemberdayaan Perajin untuk Kriya Berkelanjutan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Berbasis Ekonomi Kreatif,” Rakerda ini dihadiri oleh Ketua DPRD Sultra, unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), serta seluruh Ketua Dekranasda dari tingkat provinsi hingga kabupaten/kota se-Sultra.
Pembukaan Rakerda diawali dengan peragaan busana yang menampilkan kerajinan tangan lokal, sebuah indikasi atas potensi besar yang dimiliki Bumi Anoa.
Ketua Dekranasda Provinsi Sultra, Ibu Arinta Andi Sumangerukka, dalam sambutannya memaparkan peran strategis organisasi tersebut dalam memajukan perekonomian daerah melalui sektor kriya. Ia menyoroti Sultra sebagai wilayah dengan potensi luar biasa, mencatat terdapat sekitar 3.500 perajin atau pelaku UMKM kerajinan yang tersebar di berbagai wilayah.

Kerajinan unggulan daerah yang diangkat meliputi tenunan khas, anyaman tradisional, nentu (kerajinan kulit kayu), dan kriya perak. “Potensi besar ini harus dikelola secara serius dan berkelanjutan guna meningkatkan daya saing pasar, baik di tingkat lokal maupun mancanegara,” tegas Ibu Arinta.
Laporan Ketua Panitia Pelaksana, Roni Yakub Laute, menyebut Rakerda ini bertujuan utama untuk mengevaluasi program kerja tahun berjalan dan menyusun rencana kerja tahun 2026, dengan fokus pada peningkatan kapasitas dan kreativitas perajin.
Namun, Ibu Arinta juga secara terbuka menyampaikan hambatan operasional yang dihadapi organisasi, khususnya desakan untuk penyederhanaan sistem pembiayaan. Ia berharap Dekranasda ke depan dapat memiliki dukungan strategis dari Pemerintah Daerah (Pemda) untuk menjalankan beberapa kegiatan secara mandiri. Hal ini diperlukan agar organisasi dapat bekerja lebih gesit dan efisien dalam merealisasikan program pembinaan perajin.
Menanggapi laporan tersebut, Gubernur Andi Sumangerukka dan Ketua Dekranasda Provinsi Sultra berharap Rakerda kali ini mampu menghasilkan rencana kerja konkret yang aplikatif dan berkesinambungan.
Penekanan Gubernur adalah pada aspek pembinaan perajin yang terfokus pada tiga pilar utama, yakni kualitas, kuantitas, dan kontinuitas produk kerajinan Sultra. Pembinaan yang terarah diharapkan dapat mendorong produk lokal Sultra menembus pasar yang lebih luas dan meningkatkan kesejahteraan perajin.
“Kami berharap rencana kerja yang disusun tidak hanya bersifat seremonial, tetapi benar-benar aplikatif, memperhatikan kualitas produk agar bisa bersaing, memastikan kuantitas produksi yang memadai, dan menjaga kontinuitasnya di pasar,” ujar Gubernur.
Usai sesi pembukaan dan diskusi, Gubernur bersama Ketua Dekranasda Provinsi meninjau stan pameran di lobi Hotel Claro. Stan tersebut menampilkan beragam produk kerajinan unggulan dari berbagai Kabupaten/Kota, memberikan gambaran langsung mengenai kekayaan kriya Sultra yang siap dikembangkan menjadi motor penggerak ekonomi kreatif daerah.
Sinergi antara Dekranasda provinsi dan kabupaten/kota melalui Rakerda ini diharapkan menjadi kunci dalam mewujudkan ekosistem ekonomi kreatif yang inklusif dan berkelanjutan di Sulawesi Tenggara. (red)










