Peristiwa

Aqua: Sumber Air Sumur Bor Bukan Air Tanah Dangkal…

76
×

Aqua: Sumber Air Sumur Bor Bukan Air Tanah Dangkal…

Sebarkan artikel ini

PERDETIKNEWS, – Produsen air minum dalam kemasan (AMDK) Aqua kembali menjadi perhatian publik setelah Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, meninjau salah satu fasilitas produksinya di Jawa Barat.

Kunjungan yang diunggah melalui kanal YouTube pribadinya pada Selasa (21/10/2025) itu menyoroti asal-usul sumber air yang digunakan pabrik.

Dalam video tersebut, Dedi Mulyadi, yang akrab disapa KDM, menyatakan keterkejutannya saat mengetahui air yang diolah berasal dari bawah tanah melalui sumur bor, dengan kedalaman produksi mencapai 60 hingga 102 meter.

“Oh, airnya dari bawah tanah, bukan air permukaan?” tanya KDM kepada staf pabrik, yang kemudian memicu pertanyaan publik mengenai kesesuaian klaim pemasaran perusahaan dengan fakta di lapangan.

Menanggapi sorotan tersebut, manajemen Aqua melalui keterangan resmi di situs perusahaan segera memberikan klarifikasi.

Mereka menegaskan bahwa sumber air yang digunakan memang berasal dari sumur bor, namun secara spesifik berasal dari akuifer dalam yang terlindungi.

Perusahaan menekankan, sumber air yang dimanfaatkan berada di lapisan yang terisolasi dan bukan dari air tanah dangkal yang digunakan untuk keperluan masyarakat sehari-hari.

“Sumber air Aqua berasal dari akuifer dalam yang terlindungi lapisan kedap air dan bebas dari kontaminasi aktivitas manusia. Akuifer ini terlindungi secara alami, sehingga tidak mengganggu penggunaan air masyarakat,” tulis manajemen Aqua dalam keterangan resminya, yang bertujuan meluruskan disinformasi yang beredar.

Lebih lanjut, perusahaan juga menyebut bahwa setiap titik sumber air telah melalui proses kajian hidrogeologi mendalam dari institusi akademik terkemuka, yakni Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Universitas Padjadjaran (Unpad), serta melalui analisis dampak lingkungan yang ketat.

Isu lingkungan, khususnya terkait penggunaan air tanah oleh industri, memang selalu menjadi perhatian utama Dedi Mulyadi.

Sebelumnya, KDM juga sempat menyuarakan rencana untuk membeli seluruh sumber mata air di Jawa Barat agar tidak sepenuhnya dikuasai oleh pihak swasta.

Selain isu lingkungan, nama Aqua juga memiliki sejarah panjang yang berliku di pasar modal Indonesia. Perusahaan yang didirikan oleh Tirto Utomo, PT Aqua Golden Mississippi Tbk (AQUA), sempat tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak tahun 1990.

Pada tahun 1998, mayoritas saham AQUA diakuisisi oleh perusahaan asal Perancis, Danone, melalui Danone Asia Holding Pte.

Proses untuk mengubah status perusahaan dari terbuka (Tbk) menjadi tertutup (go private) atau delisting sukarela, yang diajukan sejak 2009, menemui jalan terjal.

Proses tersebut sempat tertunda lantaran penolakan dari pemegang saham minoritas.
Pemegang saham minoritas menganggap harga tender offer awal yang diajukan manajemen (Rp450.000/saham) terlalu rendah, dan meminta harga mencapai Rp1 juta per saham.

Setelah negosiasi yang panjang dan alot, akhirnya disepakati harga tender offer sebesar Rp500.000 per saham.

Pada akhirnya, PT Tirta Investama (entitas di bawah grup Danone) harus menggelontorkan dana sekitar Rp385 miliar untuk membeli saham publik.

Saham AQUA resmi dihapus dari pencatatan BEI pada April 2011, mengakhiri sejarah perusahaan AMDK raksasa tersebut di pasar modal Indonesia. (red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com
error: Content is protected !!